Bisnis.com, JAKARTA - Akbar Pera Baharuddin yang juga dikenal sebagai selebgram Ajudan Pribadi ditangkap soal kasus dugaan penipuan dan penggelapan senilai Rp1,3 miliar, Selasa (14/3/2023). Simak profil Ajudan Pribadi berikut ini.
Penangkapannya selebgram Ajudan Pribadi berkat laporan sejumlah pihak yang mengalami kerugian atas tindakannya. Saat ini, Ajudan Pribadi tengah diamankan pihak kepolisian Makassar.
Sebagai informasi, Ajudan Pribadi yang memiliki sikap konyol, apa adabya dan gaya bicara gagap ini jadi banyak idola publik. Terbukti, dengan dirinya memiliki pengikut mencapai 1 juta orang di Instagram.
“Gaya bicara yang belepotan itu spontan. Saya itu tidak bisa bicara bos, terlambat,” ungkapnya dilansir dari kanal Youtube Prilly Latuconsina, Rabu (15/3/2023).
Lantas, siapa sebenarnya Akbar Pera Baharuddin dan apakah benar dirinya seorang ajudan pribadi bagi pejabat Tanah Air? Berikut ulasan Bisnis tentang Selebgram Ajudan Pribadi
Baca Juga Profil Ajudan Pribadi Diduga Terjerat Kasus Penipuan hingga Rugikan Korban Capai Rp1,3 Miliar |
---|
Profil Ajudan Pribadi
Sebelum menjadi seorang selebgram dan ajudan pribadi, nyatanya Akbar berasal dari keluarga tidak mampu yang membuatnya sejak kecil harus bekerja keras. Sebagai seorang yang hanya lulusan SD, dirinya mengakui masa kecilnya dihabiskan di Makassar dengan melakoni banyak profesi.
“Saya waktu itu usia 10 tahun, saya pernah jualan kacang di pelabuhan, lalu jadi kuli bangunan untuk tenda-tenda kawinan,” ujarnya.
Dia juga terpaksa berhenti sekolah saat kelas 2 SMP karena alasan tidak punya biaya. Bahkan, Akbar kecil juga pernah menjadi pemulung bersama neneknya.
Akbar menyebutkan, saat berjualan kacang di pelabuhan, dirinya tak untung banyak. Akhirnya, dia berusaha mencari tempat baru, yaitu lapangan golf. Kala itu, dia tidak tahu soal bedanya lapangan golf seperti lapangan bola.
“Saya nggak tahu golf itu apa. Ternyata, tempat itu buat orang-orang kaya,” ungkapnya.
Selain menjajakan kacang, dirinya bercerita sering memijat orang-orang kaya yang beristirahat di tengah permainan golf mereka.
“Saya dari belakang tiba-tiba mijat, beberapa kali orang tak suka dan mereka protes. Tapi ada satu orang, namanya bos Andi Rukman Karumpa yang suka dengan pijatan saya,” katanya dalam JNE Untold Story.
Bakatnya dalam memijat, ternyata mengubah nasib hidup Akbar. Beberapa kali pertemuannya dengan Andi Rukman yang menggunakan jasa pijatnya, membuat Akbar mendapat tawaran untuk merantau ke Jakarta.
Pertemuan dengan Andi Rukman Karumpa
Seiring waktu, karena keterampilannya memijit inilah, Akbar bertemu Andi Rukman Karumpa yang kelak menjadi bosnya.
"Dia bilang, 'Enak juga pijit kamu'. Kemudian dia ngomong 'Nomor kamu berapa'. Aku kasih tukeran nomor HP sama bos yang dipijit itu," tutur Akbar.
Hal ini dikonfirmasi oleh Andi Rukman Karumpa, Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi).
“Jadi, saya itu bersimpati sama dia [Akbar], tidak ada sekolah, kerja kuli tenda, sampai harus menjual kelapa, itu demi ingin mengabdi pada ibunya. Jadilah saya ajak dia,” ujarnya dalam kanal Youtube Rijal Djamal, Rabu (15/3/2023),
Diboyong ke Jakarta
Namun, saat dibawa ke Jakarta pada 2017, Akbar tak langsung menjadi ajudan pribadi Andi. Di kediaman sang bos, dirinya hanya bertugas memijat sembari merangkap menjadi tukang bersih-bersih.
“Tugas saya bukan melindungi bos, tapi hanya komunikasi ke pihak lain kalau bos mau datang, terus bawa dokumen, nyiapin makanan dan buah-buahan,” ungkapnya.
Saat ini, sikapnya yang humoris juga jadi hiburan tersendiri untuk lingkungan pengusaha dan artis-artis Tanah Air, mulai dari Sandiaga Uno hingga Atta Halilintar.
Kedekatannya dengan beberapa orang penting yang menjadikannya sebagai ajudan pribadi, sedikit banyak mempengaruhi penghasilan dan mampu mengubah keadaan ekonomi keluarganya.
Secara perlahan, profesi barunya membuat dia memiliki sederet aset yang fantastis.
Mulai dari apartemen mewah di Jakarta dengan harga Rp20 miliar hingga sederet koleksi kendaraan, seperti Porsche yang disebut-sebut hanya ada empat unit di Indonesia dan vespa seharga Rp200 juta.