Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian Universitas Harvard dan Universitas Vermont menemukan seseorang yang depresi memposting foto yang lebih biru, lebih gelap, dan lebih abu-abu daripada gambar yang diposting oleh orang lain.
Dilansir dari nbcnews.com, penelitian tersebut membuat peneliti menganalisis ribuan foto dari 166 pengguna Instagram dan 71 di antaranya memiliki riwayat depresi. Orang yang depresi juga menyukai Inkwell, filter Instagram yang mengubah foto menjadi hitam putih. Foto mereka lebih sedih dan mereka cenderung memposting gambar yang memiliki lebih sedikit wajah di dalamnya per foto.
Elyse Fox, pendiri Sad Girls Club, kelompok pendukung New York untuk anak perempuan yang mengalami penyakit mental dan depresi, juga melakukan apa yang dikatakan penelitian tersebut. Dia mengisi akun Instagramnya dengan foto-foto yang mencerminkan keadaan pikirannya.
Oleh karena itu, sebuah program komputer dirancang untuk menemukan detail-detail tersebut kemudian menjelajahi foto-foto dan mengidentifikasi dengan tepat 70 persen orang yang depresi. Peneliti mengatakan bahwa temuan ini mungkin bisa menjadi blueprint untuk pemeriksaan kesehatan mental yang efektif.
Peneliti mengatakan bahwa penelitian ini adalah studi awal dan kecil karena sampel yang diambil hanya sedikit dan tidak menyeluruh. Walaupun demikian, Chaterine Steiner-Adair, psikolog klinis, mengatakan, “Jika kita dapat menggunakan teknologi untuk memperluas jangkauan kita kepada orang-orang yang menderita penyakit psikologis apa pun dan memberi mereka akses bantuan lebih cepat, itu adalah penggunaan yang sangat positif.”
Media sosial merupakan tempat yang sering dipilih untuk mengekspresikan emosi. Fox didiagnosis menderita depresi saat remaja, tetapi tidak memberi tahu siapa pun di keluarganya. Oleh karena itu, dia melampiaskan emosinya ke media sosial karena menurutnya melakukan hal tersebut sangat melegakan.
Steiner-Adair juga melihat dampak baiknya karena banyak yang terselamatkan dari depresinya ketika mengekspresikan emosi melalui media sosial. Orang-orang bisa saling bantu jika melihat adanya tanda-tanda depresi pada seseorang di media sosial.
Jika Anda khawatir dengan foto profil Anda sendiri atau orang-orang terdekat, anak misalnya, cobalah memastikan terlebih dahulu. Bisa saja warna hitam atau biru adalah warna favorit dan tidak berhubungan dengan keadaan mental Anda. Jika masih khawatir, cari gejala-gejala awal depresi dan konsultasikan ke psikolog.
Untuk anak Anda, jangan langsung menanyakan bahwa dia depresi atau tidak. Perhatikan dalam kesehariannya dan tanyalah dengan pendekatan sehari-hari. Jika dia mulai terbuka dan Anda melihat gejala-gejala awalnya, cari bantuan dari psikologi.
Baca Juga Depresi jadi pemicu serangan stroke |
---|