Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan data Laporan Tingkat Gemar Baca yang dirilis oleh Perpustakaan Nasional
(Perpusnas) tahun 2023, rata-rata masyarakat Indonesia hanya membaca empat sampai lima bahan bacaan pertiga bulan.
Meskipun tingkat kegemaran membaca masyarakat menunjukan tren positif hingga meraih skor 63.9%, namun
berbagai usaha aktif masih dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan tingkat literasi dan mempersiapkan generasi
muda Indonesia agar dapat bersaing menjadi masyarakat global.
Dikutip dari laman kominfo, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah.
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!
Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.
Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang.
Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.
Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.
Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke 5 dunia. Juara deh. Jakarta lah kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter yang berdomisili di ibu kota Indonesia ini paling padat melebihi Tokyo dan New York.
Laporan ini berdasarkan hasil riset Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.
Salah satu yang menakjubkan, Warga Jakarta tercatat paling cerewet menuangkan segala bentuk unek-unek di Twitter lebih dari 10 juta tweet setiap hari.
Di posisi kedua peringkat dunia kota teraktif di Twitter ialah Tokyo. Menyusul di bawah Negeri Sakura ada warna Twitter di London, New York dan Sao Paulo yang juga gemar membagi cerita.
Bandung juga masuk ke jajaran kota teraktif di Twitter di posisi enam. Dengan demikian, Indonesia memiliki rekor dua kota yang masuk dalam daftar riset tersebut.
Andreas Bayu Aji, Corporate Affairs Director Arya Noble Group, induk usaha ERHA mengatakan upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk dalam kebiasaan membaca harus dimulai sedini mungkin dan diperlukan kolaborasi aktif dari seluruh pihak, tidak hanya orang tua dan sekolah.
"Karena itu kami Program Berkarya Bercerita ERHA yang melibatkan volunteer dan anggota Komunitas Acne-Free Universe untuk mengambil bagian dalam upaya tersebut," ujarnya.
Dia menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas bagi anak-anak dalam mengasah kemampuan literasi, khususnya membaca dan menulis, hingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang aktif, kreatif, dan berwawasan.
Kegiatan yang diikuti hampr 200 partisipan ini diisi dengan rangkaian aktivitas edutainment seperti kegiatan bercerita dan bermain peran yang dapat mengasah kemampuan serta meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar.