Bisnis.com, JAKARTA - Urine sebagian besar terdiri dari air dan umumnya tidak berbau, menurut pakar kesehatan.
Namun, terkadang urin mengeluarkan bau tertentu yang bisa disebabkan oleh berbagai alasan.
Bau pada urin biasanya bukan hal yang buruk. Namun, hal itu bisa menjadi perhatian, terutama jika disertai dengan gejala lain, seperti darah dalam urin atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
Sering bepergian ke kamar mandi juga bisa menunjukkan bahwa ada masalah. Jika urin Anda disertai dengan bau amonia yang kuat, itu bisa menjadi tanda ISK.
Sistitis adalah infeksi saluran kemih yang menyebabkan peradangan kandung kemih. Biasanya disebabkan oleh bakteri dari kotoran yang masuk ke uretra (tabung yang membawa urin keluar dari tubuh Anda).
Hal ini dapat terjadi karena berhubungan seks, mengusap bokong dari belakang ke depan setelah buang air, kateter urin, batu ginjal, hamil, pembesaran kelenjar prostat pada pria, menopause, diabetes, dan/atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Baca Juga Kenali Tanda-tanda Kebocoran Urine |
---|
Menurut NHS UK, sistitis dapat menyebabkan hal berikut ini:
- Nyeri, perih atau perih saat buang air kecil
- Perlu buang air kecil lebih sering dan mendesak dari biasanya
- Kencing berwarna gelap, keruh, atau berbau tajam
- Nyeri di perut bagian bawah
- Bagi wanita, bau amis yang khas bisa disebabkan oleh bakterial vaginosis (BV). Bau amis ini berasal dari keputihan yang biasanya berwarna putih keabu-abuan, encer, dan berair pada kondisi ini.
Vaginosis bakterial biasanya tidak serius, tetapi Anda harus menemui dokter untuk perawatan yang tepat jika Anda mengidapnya. Menurut pakar kesehatan, Anda perlu diobati dengan antibiotik.
Urin yang manis atau berbau buah seringkali merupakan tanda bahwa terlalu banyak gula dalam urin Anda. Ini bisa menjadi tanda diabetes yang tidak terkontrol, menurut pakar kesehatan.
Urin berwarna kuning juga bisa mengindikasikan dehidrasi. Bahkan mengonsumsi makanan seperti bawang putih, asparagus, dan kopi bisa menyebabkan urin berbau. Bau tidak sedap pada urine yang disebabkan oleh faktor tersebut seringkali hilang dengan sendirinya.
Namun, disarankan untuk menemui dokter Anda jika Anda melihat adanya perubahan yang tidak biasa pada warna atau bau urin Anda.