Bisnis.com, JAKARTA - Seperti diketahui, antraks merupakan penyakit zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia.
Adapun, Antraks dapat menular kepada manusia melalui tiga cara berikut ini.
1. Kulit
Antraks kulit menular pada orang yang memiliki luka terbuka di kulit. Penularan terjadi ketika seseorang menyentuh kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang terinfeksi.
Antraks kulit berkembang 1–7 hari setelah paparan.
Penularan bisa terjadi jika menyentuh produk dari hewan yang terkontaminasi seperti wool, tulang, rambut.
Infeksi terjadi saat bakteri memasuki tubuh melalui luka atau goresan pada kulit.
Bisa juga infeksi melalui vektor berupa lalat yang membawa spora dari hewan terinfeksi.
2. Inhalasi
Antraks pernapasan merupakan antraks yang paling berbahaya, yang terjadi ketika menghirup serbuk (spora) dari bakteri antraks.
Infeksi Antraks pernapasan biasanya baru berkembang setelah 7 hari hingga 2 bulan sesudah paparan.
3. Pencernaan
Antraks jenis ini terjadi ketika seseorang memakan daging hewan yang sudah terinfeksi atau mati akibat antraks, terutama yang dimasak kurang matang.
Gejala Antraks pencernaan umumnya muncul 1–7 hari setelah paparan bakteri.
Pencegahan dan pengendalian
Ada beberapa langkah pencegahan dan pengendalian yang bisa Anda lakukan agar tercegah dari penyakit ini sebaga berikut:
- Vaksinasi serta monitoring hewan yang masuk dan keluar di daerah endemis
- Melaporkan jika ada hewan yang terlihat sakit atau mati mendadak dengan mengeluarkan darah dari lubang-lubang kumlah.
- Mengasingkan hewan yang sakit
- Tidak menyembelih hewan yang menunjukkan gejala sakit.
- Tidak melakukan pembedahan pada hewan yang mati secara mendadak.
- Memusnahkan bangkai hewan yang diduga mati karena Antraks dengan membakar hangus dan atau mengubur dalam lubang sekurang-kurangnya sedalam 2 m. Berikan tanda dan hindari adanya hewan pemakan daging dan perluasan penyakit melalui serangga dengan penggunaan anti serangga.
- Hasil produksi dari hewan terduga Antraks tidak boleh dikonsumsi atau digunakan dan harus segera dimusnahkan.
Diagnosis Antraks
1. Tes kulit
Sampel cairan atau kulit dari luka yang diduga terinfeksi anthrax kulit, kemudian menelitinya di laboratorium.
2. Tes darah
Tes darah untuk mengetahui keberadaan bakteri anthrax di dalam darah.
3. Rontgen dada
Rontgen dada bertujuan untuk mendeteksi kelainan paru-paru akibat anthrax pernapasan.
4. Pemeriksaan feses
Memeriksa sampel feses pasien untuk mendeteksi bakteri anthrax pada feses jika pasien dicurigai menderita anthrax pencernaan.
5. Pungsi lumbal
Pungsi lumbal dilakukan dengan mengambil cairan saraf tulang belakang melalui jarum yang dimasukkan ke celah tulang belakang. Cairan tulang belakang tersebut kemudian akan diperiksa di laboratorium.