Bisnis.com, JAKARTA – Buya Hamka adalah seorang ulama, filsuf, sekaligus sastrawan asal Sumatra Barat. Julukannya itu diambil dari panggilan “Buya” khas Minang yang berarti ayah dan namanya, Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Tahun ini, film yang menceritakan kisah hidupnya telah dirilis di layar lebar dan akan tersedia di Netflix.
Buya Hamka terkenal dalam sejarah awal kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Hamka juga menorehkan nama sebagai sastrawan yang melahirkan karya-karya besar. Salah satunya adalah kisah legendaris Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang sudah difilmkan.
Buya Hamka juga telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Hamka berperan besar dalam gerakan Islam di Indonesia. Dia pernah menjadi Ketua Muhammadiyah, bekerja di Kementerian Agama, hingga pada 1975 menjadi ketua pertama Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Film Buya Hamka adalah biografi tokoh kenamaan tersebut yang merangkum lengkap hidup Hamka dalam tiga volume. Untuk saat ini, yang tersedia hanyalah Volume 1.
Buya Hamka Vol. 1 berfokus pada kisah Hamka (diperankan oleh Vino G. Bastian) dalam perjalanan dakwahnya. Hamka menetap bersama istrinya Siti Raham (Laudya Cynthia Bella).
Hamka menjadi pemimpin Muhammadiyah dan berusaha untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sebagai hal yang tidak bertentangan dengan agama Islam. Dia pun memulai penyebaran dakwahnya melalui tulisan. Sebelumnya, Hamka sudah aktif menulis dan telah menerbitkan Tenggelamnya Kapal Van der Wijck.
Hamka dipilih menjadi pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat di Medan. Tulisannya yang kental akan pengajaran Islam di majalah tersebut lebih cepat menjangkau masyarakat dan dengan mudah menjadi populer. Pedoman Masyarakat juga menjadi majalah paling laris di Hindia Belanda masa itu.
Saat bekerja untuk Pedoman Masyarakat, Hamka menulis dan menerbitkan novel religi Di Bawah Lindungan Ka’bah. Diceritakan buku itu juga menjadi populer dan dibaca oleh Soekarno (Anjasmara), saat itu masih merupakan tokoh pergerakan terkenal.
Hamka kemudian dilanda masalah dari kesedihannya akibat kehilangan anak. Namun, duka itu membuatnya semakin giat menulis. Terlebih saat itu Belanda sedang menjajah Indonesia dan menyerang para ulama.
Konflik muncul dengan bersama dengan kedatangan Jepang ke Indonesia. Hamka memimpin pergerakan kooperatif dengan Jepang. Pilihan Hamka untuk berkerja sama dengan Jepang dianggap bentuk pengkhianatan dan dia pun diturunkan dari jabatannya di Muhammadiyah.
Tuduhan-tuduhan yang tidak benar tersebut membuat Hamka kecewa dan pulang ke Minangkabau. Kesedihannya dan istrinya bertambah saat anak pertama mereka meninggal. Namun, Hamka lanjut berjuang dan menuntut hak merdeka dari Jepang bersama rakyat Minang.
Berdasarkan cuplikan film, pada volume 2, kisah Buya Hamka yang akan didalami adalah perannya dalam pasca-kemerdekaan, tuduhan pengkhianatan negara, dan momen dia dipenjara. Sedangkan volume 3 akan fokus pada kisah Hamka muda yang bermimpi mendalami agama dan menjadi ulama.
Selain Vino dan Laudya, film 3 volume ini juga diperankan oleh Ayu Laksmi, Mathias Muchus, Reza Rahadian, Marthino Lio, Anjasmara, Desy Ratnasari, Donny Damara, Rifnu Wikana, Verdi Soelaiman, Rey Bong, Mawar de Jongh, dan banyak aktor lainnya.
Film ini menjadi proyek berskala besar dan melibatkan banyak aktor ternama untuk produksi jangka panjang yang dipimpin oleh sutradara Fajar Bustomi. Buya Hamka Vol. 1 diproduksi oleh Falcon Pictures, bersama dengan Starvision, dan juga MUI.
Pertama kali tayang pada 19 April di layar lebar, kini film ini akan siap disaksikan di layanan streaming Netflix mulai 17 Agustus 2023.