Bisnis.com, JAKARTA - Menyuntikkan vaksin biasanya dilakukan secara bebas di lengan kanan atau kiri. Namun, temuan menyatakan bahwa lengan mana yang disuntik dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh.
Dilansir dari Times of India, menurut studi baru yang diterbitkan dalam jurnal 'eBioMedicine', respons imun mungkin lebih kuat jika vaksin booster Anda diberikan pada bagian yang sama dengan suntikan COVID-19 terakhir Anda.
Contohnya, jika Anda menyuntik vaksin Covid-19 pertama dan kedua di lengan kanan, sebaiknya menyuntikkan vaksin booster di lengan kanan juga.
“Pertanyaan ini tampaknya sangat dangkal, sangat sepele sehingga tidak ada seorang pun yang pernah berpikir untuk menanyakannya,” kata rekan penulis studi Martina Sester, seorang ahli biologi dan kepala departemen Institut Pengobatan Infeksi di Rumah Sakit Universitas Saarland di Jerman, dilansir dari CBS.
Ini mungkin menjadi salah satu faktor mereka meneliti hal tersebut.
Para peneliti menggunakan data 303 orang yang menerima vaksin mRNA serta suntikan booster sebagai bagian dari kampanye vaksin Jerman. Dua minggu setelah booster, jumlah “sel T pembunuh” secara signifikan lebih tinggi pada mereka yang mendapat kedua suntikan pada kelompok yang sama.
Artinya mereka yang hanya menyuntikkan vaksin dari awal hingga booster pada lengan yang sama lebih kebal akan virus.
Sel-sel tersebut menyerang dan menghancurkan sel lain yang mereka targetkan. Sel itu terdapat pada 67 persen kasus pada kelompok yang sama dan hanya 43 persen pada orang yang mendapat suntikan pada kelompok yang berbeda.
Salah satu profesor, Dr. William Schaffner, mengatakan bahwa penelitian ini sangat menarik karena jarang ada yang menelitinya dan dia tidak ingat apakah ada penelitian serupa dengan vaksin yang berbeda
Schaffner juga mengatakan bahwa masuk akal mengapa lokasi suntikan akan membuat perbedaan. Sel-sel yang memberikan respons imun ada di kelenjar getah bening lokal.
Kelenjar getah bening ada di seluruh tubuh termasuk leher, dada, perut dan ketiak. Menurut studi tersebut, jka sel-sel kekebalan di kelenjar getah bening itu dirangsang ulang di tempat yang sama, ada respons imunologis yang lebih besar.
Meskipun penelitian tersebut menunjukkan respons imun yang lebih besar, para peneliti tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa pemberian booster pada kelompok yang sama akan menghasilkan perlindungan yang lebih baik atau lebih tahan lama.
Ini akan diketahui jika melakukan studi klinis yang jauh lebih besar dengan tindak lanjut infeksi yang sebenarnya.
Sel-sel kekebalan penting untuk menghancurkan virus dengan cepat, tetapi antibodi juga penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Para peneliti tidak menemukan jumlah antibodi yang lebih besar. Namun, antibodi pada orang dengan penguat di lengan yang sama lebih baik dalam mengikat protein lonjakan virus. Protein lonjakan bertanggung jawab atas masuknya virus corona ke dalam sel.
Pertanyaan yang mendasari penelitian ini memang sangat sederhana. Namun, penelitian ini membantu publik untuk menentukan hal-hal sepele tersebut, yakni lengan mana yang akan disuntikkan. Schaffner mengatakan bahwa senilaian laboratorium terhadap respons imun solid. (Salma Permata Dewi)