Bisnis.com, JAKARTA - Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa yang ditandai dengan kemandirian dari orang tua.
Sebagai proses transisi, masa remaja mengalami berbagai perubahan baik fisik, mental, intelektual dan sosial, sehingga sangat diperlukan stimulasi perkembangan yang mampu menguatkan kontrol diri remaja dalam berbagai aspek.
Namun pada umumnya fenomena perilaku remaja sebagai akibat dari proses belajar yang salah dalam menghadapi tren yang ada di lingkungannya dapat menjadi sebuah masalah di masyarakat.
Bimbingan dari orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara yang berkesinambungan dan terarah sangat berperan penting guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan remaja baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial, agar para remaja dapat tumbuh menjadi manusia yang dewasa, cakap dan berguna serta bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan masyarakat di kemudian hari.
Dalam Seminar Media Ikatan Dokter Anak Indonesia (28/8/2023) Dr. Rodman Tarigan, SpA (K),M.Kes selaku Ketua Satgas Remaja IDAI menegaskan beberapa tips yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam menghadapi remaja di zaman yang semakin canggih, salah satunya orang tua tidak boleh hanya berperan sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas kehidupan remaja, tetapi harus berperan sebagai teman dan partner. Orang tua harus bisa menjadikan diri sebagai wadah pertama remaja berkeluh-kesah.
Tips mendidik anak kamu menjadi remaja yang kuat secara mental dan sosial:
1. Pola Hidup yang Sehat
Tentunya kesehatan mental dan sosial tercipta karena tubuh yang sehat. Pola hidup yang sehat dimulai dari pola makanan dan juga gaya hidup. Berikan dukungan kepada remaja untuk memulai pola hidup sehat dengan mengkonsumsi asupan yang bergizi ketimbang camilan.
Perhatikan pola tidur remaja kurang lebih tidur malam di jam 20.00 dan bangun pada jam 05.00. Selain itu, anak juga harus dibiasakan berolahraga. Orang tua harus bisa memberikan teladan dan menjadi teman untuk melakukan pola hidup yang sehat.
2. Biarkan Remaja Menyelesaikan Masalah
Jika remaja berada dalam masalah seputaran pertemanan atau sekolah yang masih digolongkan dalam permasalahan yang bisa diselesaikan oleh remaja, maka percayakan pada remaja untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini akan membantu remaja dalam berpikir dan bertindak serta tidak tergantung pada orang lain.
Orang tua bisa bertindak ketika masalah tersebut tidak bisa diselesaikan oleh remaja. Oleh karena itu orang tua harus terbuka dan menjadi tempat bercerita agar orang tua bisa memberikan arahan untuk membantu remaja memecahkan masalahnya sendiri.
3. Berikan Edukasi untuk Mengelola Emosi
Pada usia remaja atau masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, anak-anak akan mulai mencari jati diri. Remaja akan rentan mengalami emosi yang tidak terkendali dan orang tua harus memperhatikan hal tersebut. Emosi bukan hal biasa tetapi akan membawa dampak psikologis jika tidak ditangani dengan benar.
Biarkan remaja mengekspresikan emosi yang dirasakan, sehingga penting bahwa orang tua harus bisa menjadi teman cerita. Berikan pujian ketika remaja berhasil menjalani proses tetapi jangan pula memarahi remaja jika gagal, tetap berikan motivasi dan belajarlah untuk lebih menghargai sebuah proses.
4. Berikan Pendamping dalam Mengakses Media Sosial
Dalam zaman yang serba teknologi segala aktivitas tidak terlepas dari media sosial. Remaja pada umumnya belajar melalui gadget, sehingga sebenarnya larangan untuk mengakses media sosial dan gadget bisa dikatakan relatif. Artinya remaja boleh mengakses media sosial dibawah dampingan orang tua dengan melihat perkembangan remaja tersebut apakah gadget membawa pengaruh buruk atau sebaliknya.
5. Berikan Ajaran Agama
Kembali kepada kepercayaan masing-masing. Sesuai ajaran agama masing-masing, tentunya ajaran agama sangat penting diterapkan pada remaja sehingga remaja bisa mendapatkan kepercayaan, perlindungan dan keamanan dalam proses mencari jati dirinya. (Maria Elfika Simplisia)