Mekanisme pasti di balik hubungan antara polusi udara dan diabetes belum terbukti. Namun, para ilmuwan mengetahui bahwa beberapa polutan setelah terhirup dapat memasuki aliran darah dan berinteraksi dengan jaringan dan organ.
Interaksi ini pada akhirnya mengganggu tubuh, antara lain dapat mengubah sensitivitas dan produksi insulin.
Penting untuk dicatat bahwa risiko diabetes terkait polusi lebih tinggi di negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki kebijakan udara bersih, seperti India, China. Sementara di negara-negara kaya, seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru, risiko diabetes terkait polusi lebih tinggi. mempunyai risiko yang lebih rendah.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa risiko diabetes meningkat secara dramatis antara tingkat paparan serendah mungkin dan pedoman standar kualitas udara EPA.
Dengan kata lain, bahkan pada tingkat yang secara resmi dianggap “aman”, risikonya masih signifikan. Pada bulan Oktober 2017, Komisi Lancet untuk Polusi dan Kesehatan menerbitkan laporan yang menyoroti dampak berbahaya dari polusi.
Studi baru ini yang bertujuan untuk menemukan bukti baru mengungkap bukti bahwa polusi dapat berdampak lebih besar pada kesehatan dan mungkin mengarah pada perkembangan diabetes. (Nizar Fachri Rabbani)