Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi dua bahan yang tampaknya tidak berbahaya, gula dan garam, semakin meningkat.
Dua bahan ini menjadi makanan pokok yang jika dikonsumsi berlebihan secara diam-diam dapat memicu krisis kesehatan, dan berdampak langsung pada jantung kita.
Lonjakan konsumsi gula ini mengkhawatirkan, terutama mengingat perubahan gaya hidup masyarakat. Modernisasi telah menyebabkan penurunan tingkat aktivitas fisik, sehingga asupan gula harus lebih diawasi. Kondisi ini menjadi dasar bagi “epidemi” diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Hubungan Gula dan Jantung
Melansir Times of India, Ahli Jantung di Prayag Hospitals Group Ayushi Agarwal, mengatakan, konsumsi gula yang berlebihan dapat berdampak langsung pada kesehatan jantung kita.
Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak gula, tubuh kita kesulitan memprosesnya secara efisien. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, suatu kondisi di mana sel-sel kita menjadi kurang responsif terhadap insulin, hormon yang bertanggung jawab mengatur gula darah.
Resistensi insulin sering kali sejalan dengan obesitas dan penumpukan lemak di sekitar perut, kombinasi berbahaya yang dikenal sebagai adipositas perut atau lemak perut.
Lemak perut ini tidak hanya mempengaruhi penampilan kita, tapi juga memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Lemak perut aktif secara metabolik dan melepaskan zat berbahaya ke dalam aliran darah.
Hal ini juga mengganggu keseimbangan berbagai hormon yang mengatur tekanan darah, kadar kolesterol, dan pembekuan darah. Semua faktor ini secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan steatosis hati, yang biasa dikenal dengan penyakit perlemakan hati. Hati berlemak adalah faktor risiko lain penyakit jantung.
Baca Juga 4 Gejala Sebelum Serangan Jantung Muncul |
---|
Hal ini mengganggu kemampuan hati untuk memproses lemak dan gula secara efektif, sehingga menyebabkan peningkatan kadar lemak berbahaya dalam aliran darah.
Garam Jadi Tersangka
Meskipun gula menyita banyak perhatian, garam diam-diam juga menjadi penyebab utama masalah jantung. Asupan garam yang berlebihan ini terutama bertanggung jawab atas hipertensi, suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi.
Hubungan Garam dan Hipertensi
Hipertensi adalah pembunuh diam-diam yang membuat seseorang rentan terhadap masalah jantung.
Ketika kita mengonsumsi terlalu banyak garam, hal itu menyebabkan tubuh kita menahan kelebihan cairan, yang meningkatkan volume darah dan memberi tekanan tambahan pada arteri kita.
Seiring waktu, tekanan terus-menerus pada arteri kita dapat merusaknya, sehingga memudahkan kolesterol dan plak menumpuk di dindingnya. Hal ini dapat menyebabkan aterosklerosis, suatu kondisi di mana arteri menjadi menyempit dan mengeras, sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
Mengendalikan Kesehatan Jantung
Penting untuk mengambil langkah proaktif untuk melindungi jantung. Berikut beberapa tip praktis untuk membantu menjaga kesehatan jantung.
1. Batasi asupan gula. Meskipun sulit untuk menghilangkan gula sepenuhnya, cobalah kurangi camilan manis, minuman, dan makanan penutup. Pilihlah alternatif yang lebih sehat seperti buah segar.
2. Baca label makanan. Periksa label makanan untuk mengetahui adanya gula tersembunyi. Gula sering kali memiliki nama berbeda, seperti sukrosa, fruktosa, dan glukosa.
3. Kurangi konsumsi garam. Perhatikan asupan garam dengan menggunakan lebih sedikit garam saat memasak dan tak menyediakan garam tambahan di meja. Selain itu, hindari makanan olahan.
4. Pilih makanan segar. Pilihlah makanan segar dan utuh seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.
5. Berolahraga secara teratur. Lakukan aktivitas fisik untuk menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko resistensi insulin dan lemak perut.
6. Pemeriksaan kesehatan reguler. Jadwalkan pemeriksaan rutin dengan penyedia layanan kesehatan untuk memantau tekanan darah, kadar kolesterol, dan kesehatan jantung Anda secara keseluruhan.