Bisnis.com, JAKARTA - Serangan jantung adalah penyakit tidak menular yang mematikan.
Kebanyakan serangan jantung muncul secara mendadak sehingga umumnya mereka terlambat untuk diselamatkan.
Penelitian baru dari Smidt Heart Institute di Cedars-Sinai Health System di Los Angeles memusatkan perhatian pada gejala paling umum yang terjadi 24 jam sebelum serangan jantung.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Lancet Digital Health, setidaknya mereka yang mengalami serangan jantung mengalami satu dari empat gejala berikut ini. Yakni, nyeri dada, sesak napas, keringat berlebih, dan aktivitas seperti kejang.
Para peneliti menggunakan data dari 823 orang yang mengalami serangan jantung, dan data dari kelompok kontrol sebanyak 1.171 orang yang melaporkan gejala namun tidak mengalami serangan jantung total.
Bagi mereka yang mengalami serangan jantung, gejalanya dilaporkan oleh orang di sekitar, pekerja layanan medis darurat, atau orang yang mengalami serangan itu sendiri.
Baca Juga Migrain, Stroke, dan Serangan Jantung |
---|
Tanda-tanda peringatan yang paling umum bervariasi berdasarkan jenis kelamin. Nyeri dada paling sering terjadi pada pria, sedangkan sesak napas paling sering terjadi pada wanita.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, gejala tambahan penyakit jantung dapat berupa kelelahan, pusing, jantung berdebar, dan rasa tidak nyaman di dada secara umum.
Joseph Marine, wakil direktur operasi divisi kardiologi dan kepala bagian kardiologi untuk Dokter Komunitas Johns Hopkins di Baltimore, menyatakan bahwa mengidentifikasi gejala sebelum serangan jantung merupakan tugas ilmiah yang menantang.
Salah satu keterbatasannya, kata Marine, adalah bahwa penelitian ini hanya menggunakan data dari 823 pasien yang serangan jantungnya “disaksikan oleh orang sekitar atau personel EMS,” menurut penulis penelitian tersebut. Secara keseluruhan, terdapat lebih dari 1.600 serangan jantung di luar rumah sakit selama periode penelitian.
Waktu penelitian juga berpotensi menjadi keterbatasan, kata Hausvater. Penelitian ini membandingkan dua kelompok orang yang disebutkan di atas, namun kelompok serangan jantung diikuti selama tahun-tahun pandemi dan kelompok kontrol tidak.