Hidung/Istimewa
Health

Perbedaan Gejala Sinus dan Kanker Nasofaring, Jangan Salah Tafsir

Redaksi
Kamis, 5 Oktober 2023 - 14:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Di media sosial sedang viral seorang pria yang diduga kena sinusitis ternyata mengalami kanker darah.

Hal ini karena gejalanya dianggap mirip dengan sinusitis.

Sinusitis atau Sinus adalah peradangan atau pembengkakan pada jaringan dalam sinus (ruang di dahi, pipi, dan hidung yang biasanya terisi udara).

Infeksi bakteri, infeksi virus, dan alergi dapat mengiritasi sinus, sehingga menyebabkannya tersumbat dan terisi cairan. Kondisi ini menyebabkan nyeri wajah, hidung tersumbat atau meler, dan terkadang demam serta gejala lainnya.

Gejala dan Penyebab

Gejala umum infeksi sinus meliputi:
- Postnasal drip (lendir yang menetes ke tenggorokan)
- Hidung meler dengan lendir kental berwarna kuning atau hijau
- Hidung tersumbat
- Tekanan pada wajah (terutama di sekitar hidung, mata, dan dahi). Hal ini dapat memburuk ketika Anda menggerakkan kepala atau membungkuk
- Tekanan atau rasa sakit pada gigi And
- Tekanan atau nyeri pada telinga
- Demam
- Bau mulut (halitosis) atau rasa tidak enak di mulut
- Batuk
- Sakit kepala
- Kelelahan

Apa penyebab infeksi sinus?

Virus, bakteri, jamur dan alergen dapat menyebabkan sinusitis. Namun, pemicu spesifik untuk sinusitis meliputi:
- Flu biasa
- Flu (influenza)
- Bakteri Streptococcus pneumoniae
- Bakteri Haemophilus influenza
- Bakteri Moraxella catarrhalis
- Alergi hidung dan musiman

Kanker Nasofaring

Berbeda dengan sinus, kanker nasofaring (NPC) adalah jenis kanker langka yang menyerang bagian tubuh kepala dan leher. Kanker ini menyerang jaringan yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan bagian belakang mulut. Area ini disebut nasofaring, dan terletak tepat di atas langit-langit mulut, di dasar tengkorak Anda.

Ketika Anda bernapas melalui hidung, udara mengalir melalui hidung, nasofaring, dan masuk ke tenggorokan sebelum mencapai paru-paru.

Kanker nasofaring dimulai ketika sel-sel abnormal dalam nasofaring mulai tumbuh di luar kendali dan membentuk tumor kanker yang dapat menyebar ke kelenjar getah bening, hati, paru-paru, dan tulang.

Gejala dan Penyebab

Pada sebagian besar kasus, penderita kanker nasofaring merasakan adanya benjolan di bagian belakang leher mereka. Mungkin terdapat satu atau beberapa benjolan, dan biasanya tidak terasa nyeri.

Massa ini muncul ketika kanker menyebar ke kelenjar getah bening di leher dan menyebabkannya membengkak.

Ada juga beberapa tanda peringatan lain seperti:
- Tinnitus, atau telinga berdenging
- Gangguan pendengaran
- Perasaan penuh di telinga Anda
- Infeksi telinga yang tidak kunjung sembuh
- Sakit kepala
- Hidung tersumbat
- Mimisan
- Kesulitan membuka mulut
- Nyeri wajah
- Mati rasa pada wajah
- Kesulitan bernapas atau berbicara

Apa penyebab kanker nasofaring?

Para ahli tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker nasofaring. Namun, perilaku gaya hidup dan kondisi medis tertentu dapat meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit ini, termasuk:
- Merokok berat, atau menggunakan produk tembakau apa pun
- Sering mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol
- Memiliki virus Epstein-Barr (EBV). Ini adalah virus yang menyebabkan mononukleosis. EBV umum terjadi pada orang yang didiagnosis dengan kanker nasofaring
- Secara teratur mengonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam. Orang yang mengonsumsi makanan yang kaya akan daging dan ikan yang diawetkan dengan garam memiliki peluang lebih tinggi terkena kanker nasofaring
- Terpapar banyak debu dan asap dapat meningkatkan risiko
- Memiliki riwayat keluarga. Jika Anda memiliki anggota keluarga yang menderita kanker nasofaring, Anda lebih mungkin mengembangkan kondisi tersebut
- Ras. Kanker nasofaring lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di Asia Tenggara, Cina bagian selatan, dan Afrika bagian utara. Orang yang berimigrasi ke AS dari Asia juga memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia kelahiran Amerika
- Jenis kelamin. Pria dan orang-orang yang ditetapkan sebagai laki-laki saat lahir (AMAB) memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar terkena kanker ini dibandingkan wanita dan orang-orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir (AFAB) (Kresensia Kinanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro