Bisnis.com, JAKARTA - Silent Sinus Syndrome atau Sindrom Sinus Diam adalah kondisi yang sering kali terabaikan karena gejalanya yang sangat halus dan berkembang secara perlahan.
Meskipun tidak selalu menimbulkan rasa sakit yang tajam atau gangguan yang jelas, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan signifikan pada penampilan wajah seseorang, khususnya pada area mata.
Sindrom ini terjadi ketika sinus maksilaris, yang terletak di pipi dekat hidung, mengalami keruntuhan struktural tanpa gejala yang khas seperti sinusitis atau hidung tersumbat.
Apa itu Silent Sinus Sindrom?
Dilansir dari mycleveland.clini.org, Senin (17/2/2025), Sindrom Sinus Diam (Silent Sinus Syndrome) adalah kondisi yang memengaruhi sinus maksilaris, yaitu saluran hidung yang terletak di bagian pipi dekat hidung.
Kondisi ini ditandai dengan mata yang terlihat lebih cekung (enofthalmus) dan bola mata yang turun di rongga mata (hipoglobus). Hal ini terjadi karena runtuhnya dinding sinus dan lantai orbita. Lantai orbita membentuk atap dari sinus maksilaris.
| Baca Juga Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Sinus |
|---|
Gejala Silent Sinus Sindrom
Dilansir dari siloamhospotal.com, Selasa (18/2/2025) gejala sindrom sinus diam biasanya berkembang selama beberapa minggu hingga bulan, namun bisa juga lebih cepat.
Gejala yang paling umum dari Sindrom Sinus Diam adalah perubahan pada ciri fisik penderita, seperti:
* Mata cekung: Posisi bola mata yang terlalu jauh masuk ke dalam rongga mata, sehingga mata tampak seolah-olah tenggelam. Ukuran perbedaan ini biasanya berkisar antara 2 mm hingga 6 mm.
* Bola mata turun: Bola mata dapat bergeser ke bawah di dalam rongga mata, dengan pergeseran sekitar 1 mm hingga 6 mm.
* Perubahan kelopak mata atas: Posisi kelopak mata atas yang bisa bergeser atau tidak seperti biasanya.
* Penglihatan ganda: Penglihatan yang terpecah atau tidak jelas, yang bisa disebabkan oleh pergeseran posisi bola mata.
Selain gejala utama tersebut, beberapa gejala lain yang bisa muncul akibat sindrom sinus diam antara lain:
* Kelopak mata terkulai: Kelopak mata bagian atas dapat turun, kendur, atau menutupi sebagian mata.
* Mata terlihat sipit: Karena penurunan kelopak mata, mata bisa tampak lebih sempit.
* Penglihatan kabur: Penderita dapat merasakan penglihatan yang kurang tajam atau kabur.
* Sinusitis: Peradangan atau infeksi pada sinus, yang menyebabkan rasa sakit atau tekanan pada wajah.
* Hidung meler: Penderita sering mengalami hidung berair atau tersumbat.
* Postnasal drip: Cairan yang berasal dari hidung mengalir ke tenggorokan, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman.
* Nyeri di sekitar mata atau sinus: Tekanan atau rasa sakit pada area sekitar mata atau sinus sering terjadi pada penderita sindrom ini.
Pencegahan dan Penanganan Sindrom Sinus Silent
Dilansir dari medicalnet.com, Senin (17/2/2025) meskipun tidak ada pencegahan khusus untuk Sindrom Sinus Diam (SSS), ada beberapa langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan sinus dan mengurangi risikonya, antara lain:
* Kebersihan hidung: Menjaga kebersihan saluran hidung dengan membilasnya menggunakan larutan garam untuk menghilangkan alergen dan iritan.
* Menghindari trauma hidung: Melindungi wajah dari cedera atau tekanan berlebih, terutama saat beraktivitas fisik.
* Manajemen alergi dan infeksi: Mengobati alergi dan infeksi sinus dengan obat yang tepat untuk mencegah peradangan kronis.
* Berhenti merokok: Merokok merusak jaringan hidung dan sinus, jadi berhenti merokok dapat membantu menjaga kesehatan sinus.
* Pemeriksaan rutin: Mengunjungi dokter THT secara berkala untuk mendeteksi kelainan pada hidung atau sinus sejak dini.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang Silent Sinus Syndrome, penting untuk segera mencari perhatian medis jika Anda mengalami gejala-gejala seperti mata cekung atau perubahan pada posisi bola mata. (Siti Laela Malhikmah)
