Bisnis.com, JAKARTA – Sampai saat ini asal-usul penyakit misterius yang menyebabkan kelumpuhan pelajar SMA di Kenya, belum terungkap.
Lebih dari 95 pelajar di Sekolah Menengah Perempuan Eregi St. Theresa di Kenya mengalami kelumpuhan yang menyebabkan pelajar harus dirawat di rumah sakit.
Menurut laporan media, pelajar yang terserang penyakit misterius ini mengalami kesulitan berjalan dan menunjukkan gejala nyeri pada lutut.
Sejauh ini, belum ada penjelasan lanjutan terkait sampel darah, urin dan tinja pelajar yang telah dikirim ke laboratorium di Kisuma dan Nairobi. Namun, laporan media, penyakit ini mungkin disebabkan oleh hilangnya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Ketidakseimbangan elektrolit terjadi ketika kandungan mineral dalam tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Mengatasi bahaya dan rentetan masalah yang tidak diinginkan, selain penutupan sekolah, pemerintah setempat juga memberikan arahan kepada orang tua dan wali siswa yang terkena dampak untuk tetap waspada dan memantau kesehatan anak-anak dengan cermat, sementara pejabat kesehatan masih terus berupaya mengidentifikasi penyebab dan menetapkan langkah-langkah pengendalian.
Lebih dari 90 pelajar SMA Perempuan di Eregi, St. Theresa, Kenya mengalami nyeri lutut sehingga mengalami kesulitan berjalan.
Dilansir dari Gulf, siswa-siswi yang terkena dampak dari penyakit yang tidak diketahui itu, dilaporkan menunjukkan gejala nyeri lutut, yang mengakibatkan kesulitan berjalan. Kaki para pelajar mengalami susah bergerak dan mati rasa.
Dari siswa-siswi tersebut, beberapa dari antara mereka dilaporkan mengalami sakit kepala parah, muntah-muntah, dan demam. Kini sekolah tersebut telah ditutup tanpa batas waktu setelah adanya pertemuan antara pengelola sekolah dan pejabat Kementerian Pendidikan setempat.
Pemerintah berpesan kepada orang tua dan wali siswa yang terkena dampak untuk tetap waspada dan memantau kesehatan anak-anak mereka dengan cermat, sementara pejabat kesehatan berupaya mengidentifikasi penyebab dan menetapkan langkah-langkah pengendalian. (Maria Elfika Simplisia)