Binsis.com, JAKARTA - Pengelolaan program kesehatan karyawan perlu menjadi perhatian perusahaan seiring dengan tren biaya medis di Indonesia yang diprediksi tumbuh 13 persen pada 2024.
Berdasarkan laporan MMB Health Trends 2024 dari Mercer Marsh Benefits yang dikutip, Sabtu (17/2/2024), perusahaan perlu menyeimbangkan antara pengelolaan biaya bisnis dan pemenuhan kebutuhan karyawan, salah satunya klaim medis.
Di Asia, pada 2023 klaim medis per orang meningkat 12,5% atau melebihi level sebelum pandemi. Oleh karena itu, perhatian terhadap premi dan pengelolaan program kesehatan karyawan makin menguat.
Baca Juga Pentingnya Sarapan untuk Kesehatan |
---|
Meskipun pada 2024 tingkat kenaikan diperkirakan akan sedikit turun, tetapi angkanya diprediksi mencapai 4 kali lipat dari inflasi. Pengendalian biaya menjadi prioritas utama bagi banyak korporasi
"Kami mensurvei 223 perusahaan asuransi di 58 negara, termasuk Indonesia dan juga termasuk 100 perusahaan asuransi di kawasan Asia, untuk mengetahui bagaimana tren ini dapat memengaruhi kebutuhan tenaga kerja saat ini dan di masa depan," seperti dikutip dalam laporan.
MMB mengidentifikasi empat tren utama yang membentuk masa depan perawatan kesehatan yang ditanggung perusahaan.
Pertama, lebih dari setengah pasar menghadapi peningkatan biaya sebesar dua digit. Sebanyak 84% perusahaan asuransi di Asia percaya inflasi medis memiliki dampak signifikan terhadap tingkat tren medis pada 2023.
Adapun, tren biaya medis di Indonesia diproyeksikan tumbuh 13 persen pada tahun ini.
Kedua, industri kesehatan menghadapi disrupsi dikarenakan kekurangan skill, ditambah dengan tangangan di digital healthcare yang masih dalam tahap awal. Sebanyak 70% perusahaan asuransi beharap AI bisa membantu diagnosis tahap awal dan atau navigasi tahap awal dalam lima tahun.
Baca Juga Dukung Wisata Kesehatan, Garuda Indonesia Gandeng RSUP Persahabatan Angkut Live Human Organ |
---|
Ketiga, perusahaan asuransi merespons kebutuhan perusahaan untuk pengendalian biaya. Namun, 42% perusahaan asuransi belum memperbarui biaya deductible/excesses dan pembayaran bersama dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.
Keempat, kesenjangan manfaat kesejahteraan karyawan dalam kesehatan mental, kesehatan wanita, dan inklusif terus berlanjut. Sebanyak 56% perusahaan asuransi saat ini tidak menanggung masalah kesehatan mental, sosialisasi, dan kesulitan belajar anak-anak, remaja, dan keluarga.
Laporan MMB Health Trends 2024 berbagi bagaimana perusahaan dapat merespons tantangan ini, dan beberapa langkah yang dapat diambil perusahaan untuk dapat berhasil mengelola biaya, meningkatkan hasil kesehatan, mendukung inklusivitas, dan mempromosikan inovasi program manfaat kesejahteraan karyawan.