Stunting/istimewa
Health

ASI Berkualitas, Cegah Stunting Anak di Indonesia

Redaksi
Rabu, 6 Maret 2024 - 18:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus stunting yang disebabkan kurangnya nutrisi bayi masih menjadi masalah utama yang dibahas di Kementerian Kesehatan.

Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) I Gusti Ayu Nyoman Partiwi mengatakan para ibu wajib memperhatikan asupan nutrisi mikro dan makro sejak awal kehamilan hingga periode kelahiran.

"Asupan mikro dan makro harus seimbang. Banyak para ibu yang mempunyai pikiran, hanya dengan mengonsumsi sayuran sudah memenuhi nutrisi mereka. Namun, tindakan tersebut kurang tepat, para ibu juga perlu untuk mengonsumsi makanan hewani," ungkap Pratiwi, Rabu (6/3/2024).

Asupan makanan yang dikonsumsi ibu akan mempengaruhi produksi ASI (air susu ibu). Dia mengungkapkan berat badan anak yang tidak naik, menjadi tanda bahwa ASI ibu memiliki kualitas menurun.

Saat kualitas ASI ibu menurun, maka hal tersebut akan berdampak pada penurunan tumbuh kembang, nutrisi, hingga menyebabkan stunting pada anak.

Dickson Susanto selaku Country Head/Director, Kalbe Blackmores Nutrition mengatakan perseroan terus memberikan edukasi dan donasi kepada ibu hamil trimester dan juga menyusui. Tujuannya, untuk menekan angka kurang nutrisi dan stunting pada anak.

Stunting menjadi isu yang sedang hangat di Indonesia, stunting merupakan kondisi anak yang mengalami masalah pada pertumbuhan yang disebabkan karena kurangnya menerima asupan nutrisi.

Para ibu di Indonesia wajib untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi pada anak stunting, agar dapat mengetahui cara yang tepat untuk mencegah terjadinya kondisi tersebut.

Asupan yang dikonsumsi anak akan mempengaruhi tumbuh kembangnya, kurangnya mengonsumsi makanan dengan gizi dan nutrisi yang baik dan seimbang, menjadi penyebab terjadi stunting pada anak. 

Simak gejala stunting pada anak:

1. Pertumbuhan tulang tertunda

2. Mengalami berat badan rendah

3. Tinggi badan anak tidak tumbuh


Tips mencegah stunting pada anak

1. Ibu wajib memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

2. Memantau perkembangan anak, lakukan pemeriksaan dengan datang ke posyandu secara berkala

3. Mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) 

4. Memperhatikan dan memberikan kandungan gizi dan protein hewani yang cukup pada saat MPASI

(Nur Afifah Azahra Aulia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro