Bisnis.com, JAKARTA – Iran dan Israel ternyata menyimpan karya film yang tidak kalah menarik dari industri film Hollywood. Bahkan, beberapa diantaranya berhasil menyabet penghargaan.
Kisah-kisah yang diangkat menyajikan alur cerita serta konflik yang dapat menyentuh sisi emosional para penonton. Terlebih, cerita di dalamnya sangat erat dengan realita kehidupan manusia.
Tak hanya itu, kisah yang disajikan memiliki pesan moral yang diadaptasi dari kehidupan manusia dan budaya yang dipercaya di sana.
Berikut Rekomendasi Film Iran dan Israel
Iran
1. Close-up (1990)
Film ini mengisahkan seorang pria bernama Sabzian yang mengaku sebagai sutradara kondang bernama Makhmalbaf. Pemalsuan identitas itu ia ungkapkan ketika bertemu oleh wanita di dalam bus bernama Ahankhah. Pertemuan itu membuat Sabzian menjalin komunikasi dengan Ahankhah. Dalam penyamarannya, Sabzian mengatakan ketertarikannya terhadap rumah Ahankhah dan meminta izin untuk dijadikan tempat syuting. Dia juga meminjam uang sebesar 1.900.
Ahankhah yang merasa curiga dengan gelagat Sabzian dan bergegas mencari tahu tentang identitas Sabzian. Tak berselang lama, Ahankhah pun menyadari perbedaan antara Sabzian dengan Makhmalbaf melalui sebuah majalah. Dia langsung bergegas menelpon polisi dan Makhmalbaf berhasil ditangkap. Dalam penangkapan itu Akhankhah memanggil seorang jurnalis bernama Hossain Farazmand. Lantas, apa tujuan Sabzian mengaku sebagai sutradara? Anda bisa menyaksikannya secara lengkap pada film tersebut. Sebagai informasi, film ini berhasil mendapatkan rating 8.2 menurut IMDB.
2. The Traveler (1974)
Cerita seorang anak laki-laki yang selalu hilang untuk menonton pertandingan sepak bola. Dia bernama Qassem Julayi yang memiliki kecintaan terhadap sepak bola. Dia menghalalkan segala cara agar bisa menyaksikan setiap pertandingan sepak bola di kotanya. Ibunya yang buta huruf kerap memarahi Qassem agar hanya fokus dengan pendidikan. Qassem sampai harus berbohong kepada gurunya ketika sedang jam belajar sekolah, dia sempat berpura-pura sakit gigi hingga memperban kepalanya agar terlihat sedang sakit.
Tak sampai disitu, ketika ada pertandingan sepak bola di Teheran yang berjarak 150 mil dari kotanya, dia nekat mencuri uang sebesar 5 toman dari dompet ibunya. Sesampainya di stadion, dia harus mengalami beberapa masalah yang tidak pernah diduga sebelumnya.
3. Children of Heaven (1998)
Film karya Majid Majidi ini berhasil memenangkan piala Oscar untuk kategori Best Foreign Language. Film mengisahkan sosok bocah laki-laki bernama Ali yang berusia Sembilan tahun mencoba membahagiakan sang adik perempuan bernama Zahra untuk membelikan sepasang sepatu. Cerita dimulai ketika Ali yang disuruh membawa sepatu Zahra ke tukang sol sepatu. Namun, sepatu tersebut hilang akibat keteledorannya.
Ali yang berasal dari keluarga miskin sadar akan sulitnya membeli sepatu baru. Sebagai bentuk tanggung jawab, Ali yang hanya memiliki sepatu lusuh harus bergantian dengan Zahrah ketika ingin sekolah. Hal itu membuat dirinya kerap terlambat masuk sekolah. Dalam sebuah kesempatan, Ali mendaftar perlombaan lari yang diselenggarakan oleh sekolah. Lalu, apakah ali berhasil memenangkan pertandingan tersebut? Anda bisa saksikan selengkapnya di Children of Heaven.
4. And Life Goes On (1992)
Film ini menceritakan tentang Kiarostami yang pergi mencari bintang film Where Is the friend’s home?. Perjalanan yang dia lakukan tidak begitu mulus lantaran gempa bumi yang menimpa iran pada tahun 1990 telah meluluh lantahkan bangunan dan jalan arteri, sehingga dia mengalami kesulitan dalam mendeteksi keberadaan bintang film itu. Namun, dia tidak menyerah. Dia tetap melakukan perjalanan ke setiap desa untuk menanyai keberadaan artis tersebut. Lalu, apakah dia berhasil menemukan sang artis?
5. Through the Olive Trees (1994)
Tak jauh berbeda dengan And Life Goes On, film Through the Olive Trees berlatar belakang kondisi Iran bagian Utara yang hancur akibat gempa bumi. Film ini juga mendapatkan penghargaan Best Foreign Language di Academy Awards ke-67. Through the Olive tree masih memiliki hubungan dengan And Life Goes On.
Film ini menceritakan tentang Hossein Rezai beralih profesi dari tukang batu menjadi aktor. Konflik dimulai ketika dia melamar sang gadis yang memiliki latar belakang miskin dan buta huruf. Namun, keluarga menganggap tawaran itu sebagai penghinan dan sang perempuan terus menghindar. Hossein yang tengah menata karir juga harus membagi fokusnya terhadap pekerjaan sebagai artis. Polemik terus terjadi bagi Hossein untuk merayu sang gadis dan keluarga agar tawarannya dapat diterima.
Israel
1. Waltz with Bashir (2008)
Film dokumenter perang dengan konsep animasi ini disutradarai oleh Ari Folman. Film ini mengisahkan sang sutradara yang bekas mantan prajurit dan pernah bertempur di perang Lebanon 1962. Film ini menceritakan bagaimana kejamnya peperangan saat itu, apalagi dirinya harus bertahan hidup dengan berbagai krisis yang terjadi. Perjuangan bertahan hidup disampaikan melalui film tersebut. Pastinya, ketegangan, amarah, dan kesedihan akan terpancar pada film yang mendapatkan penghargaan Golden Globe.
2. Saving Blessing (2023)
Rasa haru dan drama sangat kompleks di film ini. Bagaimana tidak, film ini mengisahkan Marie yang melakukan perjalanan dari Prancis ke Israel untuk menemui keluarganya dan berencana melangsungkan pernikahan. Konflik pun dimulai ketika sedang melakukan makan malam bersama keluarga besar, di mana Marrie tesulut dan menceritakan masalah yang ternyata selama ini dia pendam.
3. Golda (2023)
Film yang disutradarai Guy Nattiv ini mengisahkan perdana Menteri bernama Golda Meir yang menjalani kehidupan setelah perang Yom Kippur. Permasalahan dimulai ketika dia harus mendapatkan tekanan dari Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang menggoyahkan pemerintahan Israel. Ketegangan kedua belah pihak pun tidak bisa terelakan. Golda Meir terus memperjuangkan kedaulatan Israel.
4. Zero Motivation (2014)
Jika tadi film menceritakan tentang romantisme, perang, dan drama. Film Zero Motivation memiliki genre komedi, di mana seorang tentara yang merasa bosan karena pekerjaannya selalu berada di balik meja, padahal dia menginginkan pekerjaan yang langsung terjun ke lapangan. Hal ini membuat dirinya kehilangan motivasi dalam menjalankan pekerjaan. Secara singkat, film ini mengisahkan kehidupan militer Israel.
5. Medurat Hashevet (Campfire) (2004)
Kisah seorang janda yang memiliki dua anak perempuan tengah berjuang menjalani kehidupan dengan layak. Di saat semua orang bermukim di Tepi Barat Israel, sang ibu justru bergabung ke sebuah komunitas. Di saat ini juga anak pertamanya melarikan diri untuk mengejar suatu tujuan dan putri bungsunya mengalami kehidupan yang kelam di Tepi Barat, di mana ada sebuah kelompok yang menggelar acara liburan Lag B’Omer dengan api unggun besar di hutan. Film ini berhasil menyabet penghargaan karya Joseph Cedar. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)