Orang yang malas bergerak, lebih rentan terkena diabetes/istimewa
Health

Kebiasaan Malas Gerak Bisa Picu Banyak Penyakit, Termasuk Kolesterol dan Osteoporosis

Redaksi
Kamis, 20 Juni 2024 - 12:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Orang yang mempunyai kebiasaan malas bergerak dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Hal ini akibat terganggunya kinerja anggota tubuh dan organ, sehingga tidak bisa berfungsi secara optimal.

Teknologi yang semakin canggih, memudahkan segala aktivitas manusia, seperti membeli makanan dan kebutuhan lainnya yang bisa dilakukan hanya dengan berbaring di rumah. Kondisi inilah yang semakin mendorong manusia menjadi kurang aktif.

Dilansir dari Health Partners dan Darya Varia Laboratoria, gaya hidup malas bergerak atau sedentary lifestyle banyak dijalani oleh masyarakat diseluruh dunia dengan persentase 60 hingga 85%.

Tubuh yang tidak beraktivitas dalam jangka waktu lama, dapat menimbulkan gejala seperti sulit tidur, berat badan bertambah, dan mudah lelah.

Adapun penyakit akibat gaya hidup tidak sehat ini seperti stroke, serangan jantung, osteoporosis, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, obesitas, dan gangguan mental.

Penyakit Akibat Malas Gerak:

1. Stroke dan serangan jantung

Studi di Amerika Serikat yang dilakukan oleh Aerobics Research Center menunjukkan, olahraga yang dilakukan secara rutin mampu mengurangi risiko stroke pada pria hingga 60%.

Adapun studi serupa yang diterbitkan Nurses Health Study menemukan, wanita yang aktif secara fisik memiliki peluang terhindar dari penyakit stroke dan serangan jantung hingga 50%.

Dari kedua penelitian tersebut menunjukkan, individu yang kurang melakukan aktivitas fisik memiliki risiko lebih besar mengalami stroke dan serangan jantung. 

2. Osteoporosis

Orang yang kurang aktif bergerak berisiko lebih besar mengalami gangguan kesehatan tulang. Karena, gaya hidup tidak sehat ini memicu kelemahan pada massa otot dan menurunkan kepadatan tulang. Akibatnya, tulang dapat kehilangan kalsium sehingga dapat meningkatkan seseorang terkena osteoporosis. 

3. Kolesterol

Jika Anda mempunyai kebiasaan duduk atau berbaring terlalu lama bisa meningkatkan risiko kolesterol tinggi. Karena, tubuh tidak dapat memproduksi enzim yang digunakan untuk memecah kolesterol jahat (LDL) menjadi kolesterol baik (HDL). Apabila tubuh kekurangan HDL, maka dapat meningkatkan LDL, yang nantinya berkontribusi pada kenaikan kadar kolesterol dalam darah.

4. Hipertensi

Orang dengan gaya hidup kurang bergerak berisiko tinggi terkena hipertensi. Karena, organ jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah. Apabila kondisi ini dibiarkan, dapat memicu komplikasi penyakit lain seperti stroke, serangan jantung, dan ginjal. 

5. Diabetes

Individu yang jarang melakukan aktivitas fisik memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2. Karena, gaya hidup malas gerak membuat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, sehingga mengganggu kinerja glukosa untuk memasuki sel sebagai sumber energi.

Kondisi ini disebut resistensi insulin atau sensitivitas insulin. Apabila dibiarkan dalam jangka panjang, dapat meningkatkan kadar gula darah serta memicu komplikasi seperti kerusakan ginjal dan kebutaan.

6. Obesitas

Orang dengan gaya hidup kurang bergerak, dapat membuat tubuh tidak bisa mengolah makanan secara optimal untuk dijadikan sumber energi. Akhirnya, tubuh menyimpan energi dalam bentuk lemak. Jika kondisi ini dibiarkan dalam kurun waktu lama, penumpukan lemak dapat menyebabkan tubuh mengalami obesitas.

Selain itu, orang dengan obesitas memiliki risiko terkena penyakit seperti GERD, stroke, batu empedu, diabetes, hipertensi, perlemakan hati, dan kanker.

7. Gangguan mental

Dalam penelitian yang melibatkan 10.381 partisipan menemukan, gaya hidup sedentary atau malas bergerak dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan kesehatan mental.

Hal ini disebabkan, adanya gangguan pelepasan serotonin akibat kurangnya pasokan darah ke organ otak. Serotonin dibutuhkan tubuh untuk menstabilkan suasana hati yang berkontribusi dalam mencegah kecemasan, stres, dan depresi. (Nur Afifah Azahra Aulia)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro