Ilustrasi rokok. /Freepik
Health

Waspada, Rokok Herbal Ternyata Berbahaya

Redaksi
Senin, 26 Agustus 2024 - 14:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat sering menganggap rokok herbal sebagai alternatif dan lebih enak daripada rokok biasa. Terkadang, rokok ini dianggap memiliki banyak khasiat seperti menyembuhkan penyakit dan membantu berhenti merokok.

Namun, sebenarnya rokok herbal tetap memiliki efek samping yang buruk seperti rokok biasa. Rokok herbal datang dalam berbagai bentuk–kretek, shisha, dan rokok lainnya dengan kandungan herbal (bunga-bungaan, daun cengkeh, dan sebagainya). Rokok herbal biasanya tidak mengandung tembakau maupun nikotin.

Nikotin adalah zat yang membuat rokok menjadi adiktif. Maka, benar bahwa tidak semua rokok herbal sifatnya adiktif. Namun, bukan berarti rokok herbal tidak memiliki risiko kesehatannya sendiri.

Dilansir dari Times of India dan Health Day, simak beberapa risiko rokok herbal:

1. Tetap memproduksi tar dan karbon monoksida

Rokok herbal memang mengandung bahan-bahan yang cenderung aman. Namun, begitu dibakar, bahan-bahan tersebut tetap akan mengeluarkan asap yang mengandung tar dan karbon monoksida.

Mengutip Better Health, tar adalah zat padat yang hadir dalam asap. Tar yang bersifat lengket dan berwarna coklat menyebabkan jari dan gigi Anda berubah kuning ketika dikonsumsi dalam waktu lama. Bahkan, jaringan dalam paru-paru Anda juga akan berubah warna karena tar.

Karbon monoksida adalah gas beracun yang juga dikeluarkan oleh asap knalpot kendaraan. Dalam dosis tinggi, karbon monoksida “menjajah” oksigen dalam pembuluh darah Anda. Jika bertemu dengan karbon monoksida, oksigen akan sulit mencapai organ dan otot penting dalam tubuh.

2. Menyebabkan berbagai penyakit dan masalah pernapasan

Secara umum, salah satu riset menunjukkan bahwa rokok herbal menyebabkan masalah kesehatan dalam jangka panjang. Masalah yang muncul antara lain risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Masalah-masalah ini berakar dari proses pembakaran rokok itu sendiri. 

Jenis rokok herbal yang berbeda-beda juga dapat menyebabkan masalah yang mirip.

Rokok kretek menyebabkan risiko masalah paru-paru, seperti penyempitan saluran pernapasan, level oksigen yang lebih rendah, dan peradangan serta cairan dalam paru-paru.

Selain itu, penelitian dari University of Nottingham menunjukkan bahwa perokok kretek memiliki risiko yang sangat tinggi dalam penyakit pada mulut, jantung, dan pernapasan.

Rokok herbal lain yang cukup terkenal adalah bidi yang berasal dari India. Bidi memiliki risiko penyakit yang sama dengan rokok lain. Bahkan, masalah jantung koroner dan serangan jantung 3 kali lebih tinggi pada perokok bidi daripada perokok non herbal.

Bahkan, merokok menggunakan shisha dari pipa hookah juga menyebabkan berbagai masalah. Penggunaan hookah menyebabkan munculnya karbon monoksida.

Selain itu, shisha biasanya digunakan bersama orang lain. Hal ini menyebabkan risiko munculnya penyakit-penyakit lain yang dapat menular lewat cairan.

3. Sejumlah bahannya tidak memberi khasiat apapun bagi kesehatan

Sejumlah riset menunjukkan bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam rokok herbal sering digunakan dalam teh dan makanan. Antara lain cengkeh, damiana, ginseng, peppermint, lavender, thyme, dan kelopak bunga mawar. 

Beberapa bahan ini memang sering digunakan dalam obat tradisional. Namun, khasiatnya pun tidak akan benar-benar terasa apabila Anda mengonsumsinya dengan cara dibakar.

Alternatif yang lebih baik adalah diminum dalam teh atau dicampurkan dalam bahan makanan, daripada dikonsumsi dengan cara merokok.

4. Embel-embel “herbal” dalam rokok biasa tidak mengurangi risiko kanker

Kebanyakan rokok yang menggunakan kata “herbal” masih menggunakan nikotin. Selain meningkatkan tingkat adiksi, nikotin juga sangat berkontribusi dalam risiko kanker.

Misalnya, bidi memiliki tingkat nikotin yang jauh lebih tinggi daripada rokok biasa. Jenis kertas yang digunakan pun membuat sebatang rokok lebih lama menyala. Hal ini membuat perokok bidi akan menghirup asap dalam jumlah lebih besar.

Selain itu, terdapat juga rokok kretek yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kretek sendiri dianggap memiliki risiko merusak paru-paru yang tingkatnya 20 kali lebih tinggi dari rokok nonkretek.

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro