Bisnis.com, JAKARTA — Minyak sering kali dianggap 'jahat' ketika bicara soal mengatur pola makam atau diet, karena nilai kalorinya yang tinggi dan pada beberapa jenis mengandung lemak trans, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Namun, sebenarnya tubuh manusia membutuhkan asupan lemak dari makanan untuk bisa hidup yang sehat. Menurut American Heart Association, lemak membantu memberi energi pada tubuh, mendukung fungsi sel, melindungi organ tubuh, menjaga tubuh tetap hangat, menyerap nutrisi, dan menghasilkan hormon.
Namun tidak semua jenis minyak sama. Setiap jenis memiliki profil nutrisi yang berbeda dengan manfaat yang unik.
Untuk pilihan yang lebih sehat, minyak zaitun merupakan salah satu pilihan paling populer. Namun, benarkah minyak zaitun menyehatkan?
Mengutip USA Today, menurut Ahli Nutrisi Kat Benson, minyak zaitun adalah salah satu minyak yang paling sering direkomendasikan karena berbagai alasan.
Minyak ini diekstrak dari buah zaitun, dan kaya akan asam lemak tak jenuh, terutama asam lemak tak jenuh yang disebut asam oleat, yang merupakan asam lemak yang nyaris tidak menyebabkan peradangan peradangan saat dikonsumsi.
Tak hanya itu, minyak Zaitun juga dapat membantu penyerapan vitamin penting yang larut dalam lemak seperti vitamin D, vitamin A, vitamin E, dan vitamin K.
Benson menjelaskan, minyak zaitun kaya akan antioksidan, yang membantu melawan kerusakan dalam tubuh.
Sejumlah penelitian juga menghubungkan konsumsi minyak zaitun dengan peningkatan kesehatan kardiovaskular, pengurangan nyeri sendi, kesehatan otak, dan banyak lagi.
Namun, seperti jenis lemak mana pun, minyak zaitun merupakan sumber kalori yang tinggi, yang dapat sangat membantu saat mencoba menambah berat badan.
Oleh karena itu, tetap perlu untuk mengontrol porsi. Minyak zaitun sebaiknya digunakan secukupnya, baik untuk manfaat kesehatan maupun rasa.
Agar tetap aman mengonsumsi minyak zaitun, umumnya disarankan mengonsumsi sekitar 1-2 sendok makan minyak zaitun setiap hari. Jumlah ini dikaitkan dengan manfaat kesehatan, seperti berkurangnya peradangan dan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.