Ilustrasi
Health

Penggunaan MSG Bisa Kurangi Natrium dan Biaya Produksi dalam Industri Makanan

Redaksi
Senin, 14 Oktober 2024 - 21:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan monosodium glutamate (MSG) diyakini tidak hanya mampu meningkatkan cita rasa, tetapi juga menawarkan potensi untuk mengurangi biaya produksi dan asupan natrium dalam makanan.

Leony Susan, seorang ahli gizi yang telah lama berkecimpung dalam industri kuliner mengungkapkan industri makanan menghadapi tantangan berat, terutama dalam hal pengendalian biaya. Bahan baku yang mahal seringkali mempengaruhi harga jual produk.

"Menggunakan MSG dalam resep dapat membantu produsen makanan mengurangi biaya tanpa mengorbankan rasa. MSG adalah bumbu yang efisien dan terjangkau, sehingga membantu menjaga profitabilitas perusahaan," katanya dalam keterangan Senin (14/10/2024).

Dengan menggunakan MSG, produsen dapat mengurangi penggunaan bahan mahal lainnya seperti daging atau bahan penyedap alami.

Misalnya, dalam produksi saus atau kaldu, menambahkan MSG dapat menghasilkan rasa yang kaya dengan biaya yang lebih rendah. Ini sangat membantu terutama bagi pelaku industri makanan kecil dan menengah yang ingin bersaing di pasar yang semakin ketat.

Di sisi lain, penggunaan garam dalam makanan semakin menjadi perhatian. Natrium yang berlebihan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk hipertensi dan penyakit jantung.

"Menggantikan sebagian garam dengan MSG adalah langkah yang cerdas. MSG memiliki sekitar 12% natrium, sedangkan garam biasa mengandung sekitar 39%. Dengan cara ini, kita bisa mengurangi asupan natrium tanpa mengorbankan cita rasa," ujar Leony.

Melalui pendekatan ini, industri makanan dapat menjawab permintaan konsumen yang semakin peduli terhadap kesehatan.

Leony menyebutkan banyak perusahaan kini mulai berinovasi dengan produk rendah garam yang tetap memiliki cita rasa yang memikat, dan MSG menjadi salah satu senjata utama dalam upaya tersebut.

MSG telah menjadi bumbu yang populer di berbagai sektor industri makanan, mulai dari restoran hingga produksi makanan olahan. Di Jakarta, banyak restoran yang telah beralih ke MSG untuk meningkatkan rasa hidangan mereka.

“Dengan sedikit MSG, kami dapat mengurangi penggunaan garam dalam masakan, sambil tetap menjaga kepuasan pelanggan. Ini adalah solusi yang cerdas bagi kami,” kata salah satu pemilik restoran lokal.

Dalam industri makanan olahan, MSG juga digunakan dalam produk seperti sup instan, mi, dan saus.

“Kami tidak hanya memikirkan rasa, tetapi juga kesehatan pelanggan kami. Mengurangi natrium dalam produk sambil tetap menawarkan cita rasa yang lezat adalah prioritas kami,” tambah Leony.

Tantangan dan Mitos

Walaupun MSG menawarkan banyak manfaat, masih ada tantangan dalam penerimaannya di masyarakat. Beberapa orang masih terpengaruh oleh mitos yang menyatakan bahwa MSG dapat menyebabkan efek samping negatif, seperti sakit kepala atau reaksi alergi. Namun, banyak penelitian ilmiah menunjukkan bahwa MSG aman untuk dikonsumsi.

“Penting untuk mendidik masyarakat tentang fakta-fakta ini agar mereka bisa menggunakan MSG dengan bijak,” ujar Leony.

Pendidikan dan kampanye informasi yang lebih luas tentang MSG bisa membantu menghilangkan stigma negatif dan meningkatkan penerimaannya dalam industri makanan. Dengan mengedukasi konsumen dan pelaku industri tentang manfaat MSG, diharapkan penggunaan bahan ini bisa semakin meluas dan diterima dengan baik.

Dengan segala keuntungan yang ditawarkan, penggunaan MSG diharapkan dapat mendorong inovasi dalam pengembangan produk makanan yang lebih sehat dan efisien.

Penulis : Redaksi
Editor : Ajijah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro