Ilustrasi Ibu Hamil. Bisnis
Health

Kehamilan Anembriyonik dan Cara Menanganinya

Redaksi
Senin, 20 Januari 2025 - 19:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Kehamilan anembriyonik atau blighted ovum, terjadi ketika kantung kehamilan terbentuk, namun embrio tidak berkembang. Kondisi ini sering berujung pada keguguran dini dan dapat disebabkan oleh masalah kromosom atau faktor lainnya.

Apa itu Kehamilan Anembriyonik?

Dilansir dari mayoclinic.org, Senin (20/1/2025) blighted ovum adalah istilah lama untuk jenis kehamilan tertentu yang berujung pada keguguran dini. Saat ini, kondisi ini lebih dikenal dengan istilah anembryonic pregnancy (kehamilan anembriyonik).

Pada kehamilan yang sehat, sel telur yang dibuahi oleh sperma berkembang menjadi bentuk awal dari bayi yang belum lahir, yang disebut embrio. Namun, pada kehamilan anembriyonik, embrio tidak pernah terbentuk, atau jika terbentuk, dia berhenti berkembang dan kemudian diserap kembali oleh tubuh.

Penyebab pasti dari kondisi ini sering kali tidak diketahui, tetapi bisa disebabkan oleh masalah dengan kromosom  struktur yang membawa gen dalam sel telur yang dibuahi.

Kehamilan anembriyonik biasanya terjadi sangat awal, kadang-kadang bahkan sebelum Anda tahu bahwa Anda hamil. Meskipun demikian, Anda mungkin menyadari kehamilan Anda lebih awal melalui hasil tes kehamilan atau terlambatnya siklus menstruasi.

Penyebab Blighted Ovum atau Anembriyonik

Dilansir dari saintlukeskc.org, Senin (20/1/2025) kebanyakan kasus blighted ovum disebabkan oleh kelainan kromosom pada sel telur yang dibuahi. Namun, ada beberapa kemungkinan penyebab lain yang dapat berkontribusi pada terjadinya kehamilan anembriyonik, di antaranya:

1. Infeksi: Infeksi tertentu dapat mempengaruhi perkembangan kehamilan dan menyebabkan keguguran dini, termasuk blighted ovum.

2. Penyakit Autoimun pada Orang Tua: Pada beberapa kasus, gangguan autoimun pada orang tua bisa berperan dalam keguguran atau masalah kehamilan lainnya, termasuk kehamilan anembriyonik.

3. Penyakit Endokrin pada Orang Tua: Gangguan hormon atau masalah pada kelenjar endokrin, seperti tiroid yang tidak berfungsi dengan baik, dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk mendukung kehamilan yang sehat.

4. Septum Rahim: Adanya jaringan atau sekat (septum) yang membagi rongga rahim menjadi beberapa bagian bisa mengganggu implantasi embrio atau perkembangan kehamilan, yang berujung pada keguguran seperti blighted ovum.

Meski beberapa faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya blighted ovum, penyebab pasti masih seringkali tidak diketahui dan dapat bervariasi dari satu kasus ke kasus lainnya.

Baca Juga : Jaga Kesehatan Jantung, Cegah Preeklamsia dan Hipertensi Saat Hamil


Gejala Blighted Ovum atau Anembriyonik

Dilansir dari my.clevelandclinic.org, Senin (20/1/2025) blighted ovum bisa terjadi begitu awal dalam kehamilan sehingga Anda mungkin tidak pernah tahu bahwa Anda sedang hamil. Dalam beberapa kasus lainnya, Anda mungkin mengalami tanda-tanda kehamilan seperti terlambat menstruasi atau tes kehamilan positif. Gejala awal kehamilan seperti nyeri payudara dan mual pagi juga bisa muncul.

Jika Anda mengalami blighted ovum dan mengalami keguguran secara alami, Anda mungkin akan merasakan gejala-gejala berikut:

1. Pendarahan Vaginal: Pendarahan ringan (spotting), perdarahan, atau pengeluaran jaringan abu-abu muda atau gumpalan darah.

2. Kram: Kram ringan hingga sedang di daerah panggul dan perut.

Satu-satunya cara untuk memastikan adanya blighted ovum adalah melalui ultrasound. Pemeriksaan ini akan menunjukkan kantung kehamilan yang kosong, tanpa adanya embrio di dalamnya.

Cara Mengobati Blighted Ovum atau Anembriyonik

Dilansir dari pregnancybirthbaby.org.au, Senin (20/1/2025) pengobatan untuk blighted ovum biasanya bergantung pada pilihan pribadi dan kondisi kesehatan Anda. Dokter Anda akan mendiskusikan berbagai opsi perawatan yang tersedia.

Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dipertimbangkan meliputi:

1. Biarkan Keguguran Terjadi Secara Alami

Anda mungkin memilih untuk membiarkan keguguran terjadi secara alami. Setelah keguguran, pendarahan biasanya akan berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Selama proses ini, penting untuk memantau kondisi Anda. Temui dokter jika pendarahan semakin banyak, Anda merasa sakit yang parah, atau merasa tidak enak badan.

2. Menggunakan Obat

Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu proses keguguran, yang akan menginduksi kontraksi dan membantu tubuh mengeluarkan jaringan kehamilan. Obat ini dapat digunakan jika Anda tidak ingin menunggu keguguran terjadi secara alami atau jika pendarahan mulai mengancam kesehatan Anda.

3. D&C (Dilatasi dan Kuretase)

Jika Anda tidak memilih keguguran alami atau jika ada komplikasi, prosedur D&C (dilatasi dan kuretase) bisa dilakukan. Prosedur ini melibatkan pengangkatan jaringan kehamilan dari rahim melalui prosedur bedah kecil. Ini biasanya dilakukan di rumah sakit atau klinik.

Perawatan Lainnya:

* Gunakan pembalut untuk mengatasi pendarahan (hindari tampon karena dapat meningkatkan risiko infeksi).

* Untuk mengurangi rasa sakit, obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu.

Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk memastikan pilihan perawatan yang terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan pribadi Anda. (Siti Laela Malhikmah)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro