Bisnis.com, JAKARTA - Setiap daerah di Indonesia memiliki cara khas dalam merayakan Lebaran, yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Ragam tradisi ini, sebagian tradisi unik mungkin sudah sering didengar atau temui di masyarakat. Tradisi unik ini adalahbentuk ungkapan syukur atas segala berkah yang diberikan oleh Tuhan selama bulan Ramadan.
Melalui berbagai ritual dan kegiatan khas, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan rasa terima kasih mereka, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama.
Simak 7 tradisi unik Lebaran yang dijumpai di berbagai wilayah Indonesia:
1. Grebeg Syawal, Yogyakarta
Dilansir dari kemenparekraf.go.id, Senin (17/3/2025)Grebeg Syawal adalah tradisi yang dilakukan pada 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini melibatkan pengarakkan gunungan berisi hasil panen yang kemudian diperebutkan oleh warga. Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16 dan menjadi simbol rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
2. Perang Topat, NTB
Perang Topat, berasal dari kata "ketupat," adalah tradisi melempar ketupat antar masyarakat. Tradisi ini merupakan simbol kerukunan antara umat Hindu dan Islam di Lombok. Sebelum perang ketupat dimulai, masyarakat akan berziarah dan berdoa di Makam Loang Baloq dan Makam Bintaro yang terletak di sekitar Pantai Tanjung Karang dan Pantai Bintaro.
Baca Juga : 5 Tradisi Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia |
---|
3. Ronjok Sayak, Bengkulu
Tradisi ini dilakukan pada malam ke-27 Ramadan, di mana batok kelapa ditumpuk dan diubah menjadi bentuk sate. Hal ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kelancaran menjalankan ibadah puasa. Masyarakat setempat akan menghidangkan hasil olahan ini sebagai simbol kebersamaan dan syukur.
4. Meugang, Aceh
Di Aceh, tradisi Meugang melibatkan pembelian daging sebagai hidangan utama pada Idulfitri. Tradisi ini merupakan bentuk hadiah untuk diri sendiri dan keluarga setelah berhasil menjalankan puasa selama sebulan penuh. Masyarakat Aceh makan bersama kerabat dan tetangga dalam satu meja, mempererat silaturahmi dan rasa syukur.
5. Pawai Pengon, Jember
Dilansir dari nu.or.id, di Jember, pada hari ke-7 Syawal, masyarakat mengadakan pawai dengan menggunakan gerobak yang ditarik oleh dua ekor sapi. Gerobak-gerobak ini dihiasi dengan janur kuning, dan setiap gerobak membawa ketupat serta lauk hasil bumi. Pawai ini melibatkan seluruh keluarga dan menjadi cara masyarakat untuk merayakan Lebaran dengan penuh kebersamaan.
6. Ngejot, Bali
Tradisi Ngejot di Bali dilakukan dengan cara membagikan hidangan atau makanan yang telah disiapkan kepada tetangga sebagai bentuk rasa syukur. Masyarakat Bali akan saling berbagi makanan sebagai ungkapan kebahagiaan dan kebersamaan setelah menyelesaikan ibadah puasa.
7. Ngadongkapkeun, Banten
Di Banten, tradisi Ngadongkapkeun melibatkan sungkeman kepada orang yang lebih tua setelah Idul Fitri. Hal ini merupakan ungkapan hormat dan bakti kepada orang tua atau orang yang dituakan, yang dilakukan dengan penuh rasa syukur dan saling mendoakan kebaikan.
Setiap tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya Indonesia dalam merayakan Lebaran, yang tidak hanya tentang makan dan berkumpul, tetapi juga tentang rasa syukur, kerukunan, dan kebersamaan antar masyarakat. (Siti Laela)