Bisnis.com, JAKARTA- Dunia musik Indonesia kembali mengenang sosok ikonik Titiek Puspa, seorang seniman multitalenta yang telah memberi warna khas dalam industri hiburan Tanah Air.
Dikenal lewat suara khas, lirik penuh makna, serta karya yang lintas generasi, perjalanan karier Titiek Puspa tidak hanya menyentuh ranah musik, tetapi juga teater dan dunia seni peran. Dari panggung Bintang Radio hingga panggung penghargaan bergengsi, jejaknya tak akan pernah lekang oleh waktu.
Awal Karier Titiek Puspa
Karier menyanyi Titiek Puspa dimulai di Semarang setelah menjuarai Bintang Radio Jawa Tengah pada 1954. Awalnya, ia menyanyikan lagu-lagu karya musisi lain seperti Iskandar dan Mus Mualimin, sebelum mulai menulis lagu sendiri sejak 1963. Lagu-lagu seperti Tinggalkan, Aku, Asmara, dan Si Hitam memperkuat popularitasnya.
Selain menyanyi, dia juga aktif di seni peran dan menulis operet yang ditayangkan di TVRI seperti Bawang Merah Bawang Putih dan Kartini Manusiawi.
Pada 1994, dia menerima BASF Award, dan pada 2008, dinobatkan oleh Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari “25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa.” Titiek Puspa pun dikenang sebagai ikon abadi dalam sejarah musik Tanah Air.
Penghargaan Titiek Puspa
Juara Bintang Radio Jenis Hiburan Tingkat Jawa Tengah (1954)
Titiek mengawali kariernya dengan menjuarai ajang prestisius ini di usia muda.
BASF Award ke-10 – Pengabdian Panjang di Dunia Musik (1994)
Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya selama puluhan tahun dalam industri musik Indonesia.
The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa (2008)
Diakui oleh Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu legenda musik Tanah Air.
7 Lagu Legendaris Titiek Puspa yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
1. Apanya Dong (1977)
Lagu ini jadi ikon karier Titiek Puspa. Dengan irama yang ceria dan lirik penuh sindiran cerdas, Apanya Dong menyuarakan kritik sosial terhadap gaya hidup konsumtif masyarakat. Tak heran, lagu ini begitu melekat di benak generasi 70-an.
2. Marilah Kemari (1978)
Lewat lagu ini, Titiek mengajak pendengarnya untuk tetap semangat dan optimis. Nada riang dan lirik yang komunikatif menjadikan lagu ini favorit banyak orang dan memperkuat citranya sebagai penyanyi pop yang membumi.
3. Bing (1972)
Diciptakan sebagai penghormatan untuk sahabatnya, Bing Slamet, lagu ini menyentuh banyak hati. Balada ini menggambarkan kesedihan dan kehilangan dengan penghayatan yang begitu mendalam.
4. Kupu-Kupu Malam (1977)
Salah satu karya paling berani dan menyentuh dari Titiek. Ia mengangkat tema sosial tentang kehidupan pekerja seks dengan sudut pandang yang manusiawi dan penuh empati, sesuatu yang jarang disentuh oleh musisi kala itu.
5. Doa Seorang Ibu (1976)
Sebuah lagu haru tentang cinta seorang ibu yang tak terbatas. Karya ini kerap diputar di momen-momen Hari Ibu karena kekuatan emosinya yang menyentuh hati.
6. Salahkah Aku Terlalu Mencintaimu (1979)
Lagu ini menyuarakan patah hati dengan cara yang sangat personal dan menyayat. Dinyanyikan dengan kejujuran yang menyentuh, tak heran jika lagu ini masih sering didaur ulang oleh generasi penyanyi muda.
7. Jatuh Cinta (1980)
Menampilkan sisi ringan dan bahagia dari cinta, lagu ini cocok menemani masa muda yang penuh warna. Irama yang catchy membuatnya cepat melekat di telinga dan hati para pendengarnya.
Dengan dedikasi yang tulus dan karya-karya yang abadi, Titiek Puspa telah meninggalkan warisan besar bagi generasi penerus. Lagu-lagunya tak hanya menjadi hiburan, tetapi juga cerminan zaman, kritik sosial, dan ungkapan kasih yang mendalam.
Dari Apanya Dong hingga Doa Seorang Ibu, nama Titiek Puspa akan selalu hidup dalam kenangan dan hati para pecinta musik Indonesia. (Siti Laela)