Bisnis.com, JAKARTA - Di antara metode diet karbo vs puasa intermiten, mana yang lebih baik bagi tubuh Anda?
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga pola makan dan berat badan yang ideal semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan maraknya berbagai metode diet yang diperbincangkan, baik di kalangan medis maupun masyarakat umum.
Dua metode yang tengah menjadi perbincangan hangat adalah diet rendah karbohidrat (diet karbo) dan puasa intermiten (intermittent fasting). Lantas, dari kedua metode ini, mana yang lebih efektif dan aman bagi kesehatan?
Mengenal Diet Karbohidrat dan Puasa Intermiten
Dilansir dari healthline.com pada Rabu (16/4/2025), diet karbohidrat adalah pola makan yang membatasi asupan karbohidrat, seperti nasi, roti, dan makanan berbahan dasar tepung. Umumnya, pelaku diet ini mengganti karbohidrat dengan sumber protein dan lemak sehat. Tujuan utama dari diet karbo adalah mengurangi kadar gula darah dan insulin dalam tubuh, sehingga tubuh lebih efisien membakar lemak sebagai sumber energi.
Sementara itu, puasa intermiten merupakan pola makan yang mengatur waktu makan dan berpuasa secara bergantian. Jenis yang paling umum adalah metode 16:8, di mana seseorang berpuasa selama 16 jam dan mengonsumsi makanan dalam jendela waktu 8 jam. Puasa intermiten lebih menekankan pada kapan seseorang makan, bukan apa yang dimakan.
Baca Juga 10 Manfaat Mengonsumsi Pepaya saat Diet |
---|
Risiko dan Dampak Jangka Panjang
Dilansir dari medicalnewstoday.com, kedua metode ini juga memiliki risiko jika diterapkan tanpa pendampingan ahli. Diet karbo yang terlalu ketat dapat menyebabkan kondisi yang disebut keto flu, yakni gejala seperti sakit kepala, lemas, dan mual akibat perubahan metabolisme.
Di sisi lain, puasa intermiten dapat menyebabkan gangguan pola tidur dan penurunan konsentrasi, terutama pada minggu-minggu awal penerapan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai salah satu metode ini.
Mana yang Lebih Baik?
Baik diet karbo maupun puasa intermiten, tidak ada satu metode yang cocok untuk semua orang. Sebab, setiap orang memiliki kondisi tubuh dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, yang terpenting adalah memilih pola makan yang bisa dijalani secara konsisten dan tidak mengganggu kesehatan secara keseluruhan.
Baik diet karbo maupun puasa intermiten memiliki efektivitas yang terbukti dalam menurunkan berat badan serta memperbaiki metabolisme tubuh. Namun, efektivitas jangka panjang keduanya sangat bergantung pada disiplin, keseimbangan asupan gizi, dan gaya hidup secara keseluruhan.
Sebelum memilih metode diet tertentu, sangat dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan ahli gizi agar pola makan yang dipilih sesuai dengan kondisi tubuh dan tujuan kesehatan masing-masing individu. Pada akhirnya, menjaga kesehatan bukan hanya soal menurunkan berat badan, tetapi juga soal menciptakan keseimbangan yang berkelanjutan. (Mianda Florentina)