Bisnis.com, JAKARTA - Manfaat produk tembakau alternatif sebagai alat bantu untuk beralih dari kebiasaan merokok perlu didukung melalui kajian ilmiah.
Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Wiratna Eko Indra Putra mengatakan edukasi dan sosialisasi terkait dengan penggunaan produk produk tembakau alternatif masih perlu ditingkatkan.
Adapun, produk yang dimaksud mencakup tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin, disebut tidak memaparkan bahan kimia berbahaya yang menjadi sumber berbagai penyakit dari kebiasaan merokok.
"Oleh karena itu, kesalahan informasi yang menyamakan risiko produk tersebut dengan rokok yang dibakar perlu diluruskan melalui kajian ilmiah dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan," kata Wiratna dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, perlu ada kolaborasi antara regulator, peneliti, dan komunitas kesehatan untuk menyampaikan informasi yang seimbang dan transparan. Fokus utamanya untuk membantu perokok dewasa menghentikan kebiasaannya.
Wiratna menjelaskan informasi keliru tentang produk tembakau alternatif memicu ketidakpercayaan di kalangan perokok dewasa. Dampaknya, perokok kesulitan mengakses alternatif lebih rendah risiko sebagai alat bantu berhenti merokok.
"Padahal, beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun rokok elektronik tidak sepenuhnya bebas risiko, secara umum risikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok, sehingga keterlambatan beralih ke produk ini justru menghambat potensi pengurangan dampak kesehatan," ujarnya.
Dia mengatakan Cochrane Library telah mempublikasikan bukti ilmiah yang mengungkapkan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik adalah salah satu metode paling efektif untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Temuan yang diterbitkan pada 29 Januari 2025 ini didasarkan pada 90 studi ilmiah yang dilakukan antara 2021 hingga Februari 2024 dan melibatkan lebih dari 29.044 perokok dewasa. Sebagian besar penelitian dilakukan di Amerika Serikat, Inggris, dan Italia.
Baca Juga Kiat Sukses Berhenti Merokok Saat Puasa |
---|
Studi-studi tersebut membandingkan vape dengan metode berhenti merokok lainnya, seperti terapi penggantian nikotin atau varenicline, obat yang digunakan untuk membantu orang berhenti merokok.
Peneliti juga mencatat bahwa setiap 100 orang yang menggunakan vape untuk berhenti merokok, 8 hingga 10 orang berhasil berhenti merokok. Angka tersebut lebih tinggi daripada orang yang beralih ke terapi pengganti nikotin atau dukungan perilaku.
Orang-orang cenderung berhenti merokok selama minimal enam bulan dengan menggunakan rokok elektronik yang mengandung nikotin dibandingkan dengan penggunaan terapi pengganti nikotin atau rokok elektronik tanpa nikotin.