Bisnis.com, JAKARTA-- Pernikahan beda umur, komedian Elly Sugigi dengan suaminya baru-baru ini, mengundang banyak pembicaraan.
SIMAK: 5 Olahraga Tingkatkan Performa Pelajar-Karyawan
Psikolog Ratih Ibrahim, menganggap pernikahan dengan perbedaan umur suami lebih muda 20 tahun seperti Ely, rawan akan konflik.
SIMAK: Korupsi Bansos Sumut: Tarif OC Kaligis Rp4 Miliar
"Sebenarnya tergantung orangnya. Namun secara teori dan normatif, potensi untuk konflik lebih besar," kata Ratih, Senin (9/11/2015).
Menurutnya, secara teori dalam pernikahan, semakin besar kesamaan, maka konflik akan semakin kecil.
SIMAK: Wapres Pimpin Upacara Hari Pahlawan di TMP Kalibata
"Artinya juga pasangan tersebut cocok. Kecocokan itu berarti harmonis," Ratih menjelaskan.
Secara normatif juga, masyarakat cenderung lebih menerima jika umur istri lebih muda daripada suaminya.
"Ini dengan kepercayaan bahwa perempuan cenderung lebih cepat matang pemikirannya dari pada laki-laki," kata alumni Universitas Indonesia ini.
Kepercayaan inilah yang biasanya membuat pria cenderung memilih wanita yang lebih muda sebagai pasangannya.
"Jadi kalau melihat pernikahan itu (Ely Sugigi), kesannya againts all odds banget," ucap Ratih melanjutkan.
Namun menurut Ratih, kecocokan hubungan juga tak selalu terpaku pada hal-hal tersebut.
"Setiap orang memiliki value sendiri-sendiri soal memilih pasangan. Hal ini yang berpengaruh besar," ujarnya.
Ratih mencontohkan, misalnya dirinya sendiri adalah orang yang akan mempertimbangkan memilih pasangan dengan melihat agama.
Nilai-nilai ini berbeda tiap orangnya. Ada yang mempertimbangkan aspek fisik, umur, kebiasaan, latar belakang budaya, agama juga pendidikan.
"Nilai-nilai ini biasanya dibentuk dari keluarga sebagi orang terdekat," Ratih menjelaskan.
Karena itu, menurutnya, selalu ada kesempatan untuk menjalin rumah tangga yang harmonis walaupun memiliki perbedaan.
"Ya kalau mungkin sudah jodoh kan siapa tahu." ujar Ratih.