BISNIS.COM, LOS ANGELES--Grup musik Rolling Stones menghentak panggung di hadapan penggemar yang padat di Los Angeles pada Jumat (3/5) sebagai malam pembukaan tur mereka di Amerika Utara.
Pementasan tur yang bertajuk "50 and Counting" itu harus didahului penurunan tarif tiket dan penambahan beberapa kursi berharga murah di menit-menit terakhir.
Tur di 17 tempat tersebut merupakan yang terpanjang bagi grup musik veteran Inggris itu dalam enam tahun terakhir, menyusul sejumlah penampilan di London, Paris dan New York di akhir tahun 2012 serta menandai 50 tahun kiprah mereka di dunia musik semenjak pertama kali unjuk gigi di Marque Club, London pada 1962 silam.
"Kami pertama kali bermain di LA pada 1965. Terima kasih telah datang menyaksikan kami. Kami sangat menghargai itu," kata sang "frontman" Mick Jagger di akhir penampilan pada Jumat (3/5) di Staples Center.
Pria berusia 69 tahun tersebut melenggang dan berputar menampilkan gaya khasnya saat memainkan beberapa nomor klasik seperti "Gimme Shelter", "Paint it Black" dan "Jumpin' Jack Flash".
Kalangan selebritas seperti Jack Nicholson dan Melanie Griffith juga terlihat menghadiri pertunjukkan tersebut, yang juga menampilkan bintang tamu Gwen Stefani saat memainkan "Wild Horses" dan Keith Urban saat melantunkan "Respectable".
Beberapa hari sebelum pertunjukan, ratusan tiket masih tersedia dan sejumlah calo mengambil langkah pengurangan harga tiket besar-besaran dari sebelumnya 250 hingga 600 dolar AS (Rp2,3 -Rp5,8 juta) yang telah mengesalkan seluruh penggemar Stones, termasuk kalangan penggemar berat.
Grup musik tersebut juga akhirnya menambah beberapa kursi tambahan dengan tarif 85 dolar AS (Rp827 ribu) di situs resmi mereka pekan ini, dan menjadi satu-satunya kelas tiket yang terjual habis pada konser 3 Mei tersebut.
Para pembeli yang memilih untuk membeli tiket berharga 85 dolar AS tersebut diminta untuk berbaris mengantri di lokasi pertunjukkan sebelum acara dimulai dan nantinya akan diberitahu tempat duduk mereka yang bisa berada di barisan VIP hingga di ujung belakang ruangan.
"Sungguh mendebarkan. Ini semacam perjudian dan Stones yang digulung menjadi satu," kata salah seorang makelar rumah di Los Angeles, Kelley Miller, yang membeli sejumlah kursi berharga 85 dolar AS bersama beberapa temannya dan berdiri mengantri untuk mengetahui di mana mereka akan duduk.
Miller dan kawan-kawannya mengaku senang berkesempatan untuk mendapat tempat duduk di manapun dengan harga yang telah mereka bayar.
Kepuasan Di antara beberapa sorotan pada malam tersebut adalah lagu pembuka "Satisfaction", yang ditampilkan oleh marching band kampus UCLA, serta cara Stones membawakan lagu "You Can't Get Always Get What You Want" yang didampingi oleh kelompok paduan suara Cal State Long Beach Cole Conservatory.
Rangkaian tur terakhir Rolling Stones berlangsung pada 2005-2007, saat mereka tampil sebanyak 144 kali di seluruh dunia dan mendapat keuntungan lebih dari 550 juta dolar AS (Rp5,3 triliun), termasuk salah satu keuntungan tur terbesar di dunia.
Gitaris Mick Taylor yang tergabung bersama Stones selama 1969 hingga 1974, hadir pada Jumat (3/5) untuk bermain bersama Jagger, gitaris Keith Richards dan Ronnie Wood serta drummer Charlie Watts dalam lagu "Midnight Rambler".
Pada musim panas ini, Rolling Stones akan tampil di Hyde Park, London serta untuk kali pertama sepanjang karir mereka di festival musik Inggris Glastonbury, yang tiket kedua pertunjukan itu sudah habis terjual.
Grup musik tersebut juga bermain di sebuah pertunjukan "kejutan" di Los Angeles pada akhir pekan lalu di klub Echoplex berkapasotas 320 orang, dengan tarif tiket yang lebih masuk akal seharga 20 dolar AS (Rp194 ribu).
Meskipun para penggemar seperti tersedak akibat harga tiket yang mencapai 600 dolar AS mereka agaknya mendapatkan kepuasan saat menyaksikan penampilan Jumat (3/5) malam tersebut.
"Saya bukan termasuk yang beruntung dan sabar menanti. Saya membayar harga awal, sekitar 620 dolar AS," kata penasihat finansial yang tinggal di Los Angeles, Jim Cain.
"Namun saya tidak menyesal sedikitpun membeli tiket tersebut," ujar dia menambahkan, sembari menyeringai.