Bisnis.com, JAKARTA— Sebanyak 37 fotografer Selandia Baru termasuk 2 fotografer asal Indonesia yang bermukim di Negeri Kiwi menyelenggarakan pameran fotografi dengan tema The Crescent Moon: The Asian Face of Islam in New Zealand di Galeri Salihara, Jakarta Selatan, yang berlangsung sampai 13 Juli 2013.
Masyarakat Selandia Baru adalah masyarakat toleran, dimana orang-orang dengan perbedaan etnisitas dan keyakinan pada umumnya disambut dan diterima. Pameran ini menggambarkan keragaman yang signifikan dalam komunitas muslim di Selandia Baru, dan mengisahkan cerita dan pengalaman yang beragam dari 37 muslim di Selandia Baru melalui suara mereka sendiri.
Penulis Selandia Baru Adrienne Jansen dan Ans Westra, seorang fotografer dokumenter, menjelajahi Selandia Baru untuk membuat Crescent Moon. Pameran dan katalognya dipersiapkan oleh Asia New Zealand Foundation, sebuah lembaga yang ingin meningkatkan pemahaman terhadap komunitas muslim Asia di Selandia Baru serta mendorong dialog dan interaksi yang lebih baik.
Direktur kebudayaan Asia New Zealand Foundation Jennifer King mengungkapkan kegembiraannya bahwa pameran berlangsung di Galeri Salihara, sebuah galeri seni rupa yang sudah diakui dan berjaringan internasional.
Muslim Selandia Baru yang terangkum di buku dan pameran ini mencakup empat generasi warga Selandia Baru, sampai pendatang baru dari Asia—dan mereka secara etnis, budaya, teologis dan profesional beragam. Mulai dari pengacara, petani, akuntan, pengajar komputer hingga tukang daging.
Dalam wawancara, mereka membagi pemikiran mereka tentang media, peristiwa 11 September, identitas dan keyakinan—tapi sebagian besar mereka hanya berbicara tentang diri mereka.
Pengarang Adrienne Jansen menyampaikan kebanggannya bisa terlibat dalam buku tersebut dan isu tersebut tetap relevan hingga saat ini.
“Ini adalah semacam proyek yang bisa terus menggiatkan dialog. Saya pikir dialoglah yang benar-benar mengubah seseorang,” kata Adrienne Jansen.
Muslim pertama yang tiba di Selandia Baru adalah penambang emas dari Cina pada 1870-an. Berdasarkan sensus terakhir pada 2006, Selandia Baru memiliki lebih dari 36.000 umat muslim—kebanyakan mereka datang dari Asia.
Kedutaan Besar Selandia Barudi Jakarta dan Asia New Zealand Foundation berterimakasih pada pemimpin Indonesia-New Zealand Friendship Council yang juga mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Amris Hassan, atas bantuannya sehingga pameran ini bisa terlaksana di Jakarta.
Buku ini juga digunakan sebagai buku ajar di sekolah-sekolah di Selandia Baru, membantu siswa mendapatkan pemahaman tentang interaksi kultural di negeri itu dan pengalaman migrasi muslim Asia. (ltc)