Fashion

Puasa Ramadan: Menkokesra Tangkal Detoksinasi Dengan Jintan Hitam

Rahmayulis Saleh
Kamis, 11 Juli 2013 - 12:35
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—  Bermacam cara seseorang dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan. Selain mengikuti  aturan yang wajib, juga ada kiat khusus bagaimana selama berpuasa bisa mencegah penyakit dan tetap sehat.

Seperti yang dilakukan oleh Menteri Koondinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, yang selalu memperhatikan asupan makanan selama berpuasa. Dia punya menu khusus untuk sahur, yang mungkin tidak banyak dikonsumsi orang lain.

Apakah menu khusus itu, dan bagaimana Agung menjalankan ibadah puasanya, berikut petikan dialog dengannya:

Arti puasa  bagi Anda?

Ramadan adalah sebuah suasana untuk membangun dan mempererat tali silataurahmi antar sesama. Caranya dengan memenuhi undangan berbuka puasa bersama dari teman-teman, keluarga, dan institusi lainnya.

Ramadan juga untuk memperbal  iman dan menambah pengetahuan tentang agama. Biasanya sebelum berbuka puasa bersama ada diskusi mengenai agama, dilanjutkan dengan salat magrib berjamaah.

Apa yang utama dalam berpuasa ini?

Saya kira hal utama dan paling penting selama puasa Ramadan ini adalah melawan diri sendiri. Bagaimana bisa mengatur diri sendiri dalam menghadapi berbagai perubahan selama puasa. Baik mengubah sikap, perilaku, dan perbuatan. Bisa menahan diri dari  hal-hal yang seronok, menahan hawa nafsu, dan lainnya. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan harus.

Cara menjaga kesehatan saat berpuasa?  

Untuk menjaga kesehatan, sejak beberapa tahun lalu ketika menjalani ibadah puasa saya membatasi asupan makanan. Misalnya untuk makan sahur, saya tidak makan nasi dan lauk pauk lainnya. Tapi cukup dengan minum air putih hangat yang dicampur madu.

Selain itu saya juga mengonsumsi vitamin C dan D, serta minum pil jintan hitam untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan detoksinasi.

Saya juga minum jus dari buah manggis untuk menjaga stamina dan mempekuat imunitas tubuh.

Untuk berbuka puasa biasanya apa makanan yang disiapkan?

Ada dua cara berbuka puasa yang saya alami selama ini. Pertama berbuka bersama baik di rumah dengan mengundang teman-teman, dan keluarga. Juga menghadiri undangan buka bersama dari teman-teman partai, kabinet, dan undangan lainnya.

Satu lagi berbuka puasa sendiri di rumah dengan keluarga inti saja.

Kalau buka puasa bersama dengan mengundang orang ke rumah (ini bisa 4-5 kali selama Ramadan), kami selalu menyajikan menu khas kampong saya yaitu Cirebon. Ada nasi jamblang, nasi lengko lengkap dengan sate dan gule kambing, serta menu lainnya.

Biasanya para tamu senang dengan hidangan khas daerah tersebut, dan selalu habis. Untuk menu tersebut, kami memesan khusus dari katering yang biasa menyiapkan masakan Cirebon.

Kalau menghadiri undangan berbuka puasa di tempat lain, saya biasanya makan apa yang disediakan, tapi saya batasi. Tidak balas dendam.

Makanan  yang dikonsumsi saat berbuka?

Kalau saya pribadi,  biasanya saat berbuka minum teh manis panas, kurma, dan takjil kolak. Lalu salat magrib. Sesudah itu baru makan nasi dengan lauk dominan ikan, dan sayur. Saya sudah mengurangi makan daging.

Nanti setelah salat Tarawih saya minum air putih dan makan buah, biasanya apel.

Setelah selesai Ramadan?

Wuah, saya merasa enak dan sehat. Bekerja sehari-hari tidak terganggu. Dan yang penting lagi setelah Ramadan berat badan saya turun sampai 7 kg, dari sebelum berpuasa.

Tapi, setelah Lebaran badan saya melar lagi (ha ha ha ha). Sebab, banyak konsumsi makanan manis-manis, dan diundang makan di mana-mana, sehingga tidak enak kalau menolak untuk tidak makan.

Waktu tidur?

Mengenai waktu tidur, sejak lama saya selalu kurang jam tidurnya.

Karena kesibukan sehari-hari, saya biasa tidur larut malam. Apalagi sekarang selama Ramadan, didiskon lagi tidurnya untuk makan sahur. Jadi dalam sehari rata-rata saya tidur sekitar 5 jam saja.

Tapi dengan mengonsumsi air madu, jintan hitam, suplemen dan jus buah manggis, serta membatasi menu  yang dimakan, Insya Allah akan membuat tubuh sehat dan enak, sehingga pekerjaan sehari-hari tidak terganggu selama berpuasa di bulan suci ini.

Selain itu saya juga tidak merokok sejak usia 39 tahun. Kini usia saya sudah 63 tahun, berarti sudah 34 tahun saya berhenti merokok. (ltc) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro