Salah satu adegan Multimonolog Selingkuh/Istimewa
Show

Teater Sastra UI Pentaskan Multimonolog Selingkuh

Maftuh Ihsan
Minggu, 27 Oktober 2013 - 10:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Teater Sastra UI, teater kampus tertua di Universitas Indonesia, menggelar  pementasan bertajuk ”Multimonolog Selingkuh” sebagai bentuk kritik sosial dengan mengusung tema perselingkuhan yang dilihat dari berbagai aspek kehidupan.

Sutradara pementasan tersebut I. Yudhi Soenarto menuturkan “Multimonolog Selingkuh” bercerita tentang perselingkuhan seorang perempuan bernama Ida yang telah memiliki suami Ahmad Zakaria, seorang musisi, dengan pengusaha Batak bernama Hendrik Panggabean.

“Tokoh Ahmad Zakaria ini digambarkan memiliki kelainan seksual karena ia suka menyiksa istrinya di ranjang,” tutur Yudhi usai pertunjukan, Sabtu (26/10) malam.

Perselingkuhan ini menjadi wacana besar ketika dieksploitasi oleh seorang pengacara sekaligus politisi bernama Fahri Asbun, seorang dukun populer bernama Ki Pudjo Asmoro, dan seorang produser sinetron bernama Vijay Benggali.

Semua cerita ini disampaikan dalam format monolog. Menurut Yudhi, format ini dipilih karena merupakan bentuk kebudayaan nasional Indonesia kontemporer yakni ketika semua orang saling bermonolog, mulai dari soal kenegaraan, ekonomi, sampai gosip selebriti, sehingga akhirnya dialog jadi mandeg.

“Monolog ada sebelum dialog, namun saat dialog tak lagi dua arah kita kembali bermonolog. Dan ketika semua pihak bermonolog maka kesunyian dan kehancuranlah yang menanti dibalik pintu,” lanjutnya.

Kendati disatukan oleh satu plot cerita perselingkuhan, pementasan ini juga multitematis karena dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan kepentingan masing-masing tokoh.

Berbagai karakter dan sudut pandang tersebut semakin memperkaya pementasan ini karena mampu menyampaikan berbagai wacana mulai dari gender, industri media, politik seksual, politik praktis, hingga mistisisme khas masyarakat Indonesia.

Pementasan yang diselenggarakan pada 25 – 26 Oktober 2013 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, tersebut, diharapkan dapat menjadi bahan renungan bersama di tengah kondisi politik nasional saat ini yang terus memanas dengan terkuaknya kasus korupsi berbagai tokoh politik yang mengagetkan publik.

 

Penulis : Maftuh Ihsan
Editor : Yusran Yunus
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro