Bisnis.com, JAKARTA - Bakti Budaya Djarum Foundation mendukung Galeri Indonesia Kaya menyelenggarakan gerakan Indonesia Menari untuk mengajak seluruh masyarakat mengenal, menjalankan, dan melestarikan tarian tradisi Indonesia.
“Melihat beberapa waktu terakhir kita disuguhkan berbagai tarian atau goyang yang mendapat atensi besar dari masyarakat, kami merasa ketertarikan masyarakat ini perlu diarahkan untuk memperkenalkan dan mengakrabkan keindahan tarian tradisional yang begitu kaya dan membanggakan," kata Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Minggu (24/11/2013).
Untuk itu, Indonesia Menari 2013 kembali hadir dengan semangat menjunjung harmonisasi dalam keberagaman budaya Indonesia serta mengajak
berbagai elemen masyarakat untuk bergabung dan menari sebagai bentuk nyata kepedulian pada budaya Indonesia, khususnya tarian.
Kegiatan itu berlangsung di Grand Indonesia dengan memusatkan kegiatan di West Mall yang tersebar di tiga titik, yaitu Ground Floor, Area Fountain Atrium di lantai 3A, dan di depan Galeri Indonesia Kaya lantai 8.
“Mal adalah ruang publik dimana berbagai kalangan bertemu dan berkumpul untuk menikmati berbagai sajian. Kami mendukung penuh kegiatan Indonesia Menari, karena kegiatan ini merupakan sebuah ajakan bagi masyarakat untuk lebih mengenal kekayaan dan keragaman budaya Indonesia,” kata Dinia Widodo, Asisstant Manager Public Relations Grand Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, acara ini turut memberikan nilai lebih bagi pengunjung kami untuk mengenal kekayaan tarian Indonesia. Kegiatan itu didukung artis Adella Fauzi , Indra Bekti , Amink, Be3 (Widi, Nola, dan Chintya Lamusu) sebagai ikon ‘Indonesia Menari 2013.
Mereka mengajak pengunjung menari secara flashmob bersama sekitar 600 peserta yang berasal dari perorangan, beberapa sanggar tari Jakarta dan 25 komunitas antara lain Abang None Jakarta yang tergabung di Teater Abnon, komunitas Damn I Love Indonesia.
“Sekarang ini, generasi muda banyak yang tidak sadar kalau Indonesia kaya akan budaya. Inisiatif Bakti Budaya Djarum Foundation dan Galeri Indonesia Kaya untuk memperkenalkan tarian daerah melalui Indonesia Menari ini juga patut diapresiasi dan saya semangat sekali menjadi bagian dari gerakan ini," kata Indra Bekti.
Amink juga memiliki keprihatinan yang sama atas kurangnya kepedulian masyarakat masa kini terhadap kebudayaan Indonesia. “Masyarakat kita lebih tertarik dengan kesenian populer.
Tidak ada yang salah dari banyaknya tarian yang sedang menjamur saat ini, tapi alangkah lebih baiknya kalau kesenian dan kebudayaan Indonesia sendiri lah yang menjadi primadona di negeri sendiri. Pengemasan kebudayaan yang lebih kekinian seperti ‘Indonesia Menari’ inilah yang dibutuhkan.
Hal senada juga disampaikan oleh Nola, personel Be3 yang juga turut menari bersama ratusan peserta lainnya. “Indonesia Menari ini sangat menarik, memberikan pengetahuan, dan kecintaan terhadap tarian tradisi yang sudah seharusnya kita jaga, pupuk, dan banggakan,” kata Nola.
Setiap peserta akan menari satu jenis tarian yang diciptakan oleh Chiquita Limer, seorang penari muda lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan diiiringi musik aransemen Pongky Prasetyo yang menggabungkan lagu daerah dari Minang (Tak Tong Tong), Jawa Barat (Manuk Dadali), Betawi
(Kicir-Kicir), dan Maluku (Ayo Mama).
“Tarian adalah passion hidup saya. Ketika diajak oleh tim Galeri Indonesia Kaya untuk menciptakan koreografi tarian Indonesia Menari, saya langsung jawab dengan semangat: Iya. Dalam kegiatan ini saya menciptakan tarian dengan menggabungkan tarian dari berbagai daerah antara lain Minang, Betawi, Maluku, dan Sunda. Tarian dengan durasi empat menit cukup mudah diikuti meski oleh orang yang pertama kali menari,” kata Chiquita.