Bisnis.com, JAKARTA - Konsep eklektik Java Jazz, festival jazz dengan penampilan beberapa artis dari aliran musik lain, sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.
Slank, Afghan hingga artis internasional seperti Jason Mraz mengisi panggung Java Jazz untuk menarik pengunjung sambil mempertahankan pengunjung lama dengan penampil-penampil jazz di panggung lain.
Namun, pertunjukan JKT48 di panggung Java Jazz mendorong batasan baru di festival tahun ini.
Sekumpulan penyanyi, atau penari, muda wanita bergerak serentak dengan iringan musik 'playback' tanpa seorangpun musisi yang mendampingi. Sesuatu yang sangat baru di festival jazz.
Penonton tetap memenuhi panggung ketika belasan gadis berkostum biru dan umbul-umbul putih di rambutnya berlompatan.
Fans setia JKT48 tetap hadir, tidak telalu banyak, berposisi terdepan tepat di hadapan idolanya.
Sebagian besar penonton lain sudah berkumpul beberapa menit sebelumnya, tidak sabar mengalami untuk pertama kalinya band yang sudah sering mereka dengar dibicarakan di media.
Mereka bertahan untuk menyaksikan satu lagu, kemudian berpindah mencari pertunjukan di panggung lain. Penonton lain datang, menonton sebentar, berpindah ke panggung lain.
Melody, Haruka, dan belasan anggota JKT48 lain tetap semangat menyanyikan lagu demi lagu dan fans setia mereka di depan tetap berjingkrak.
Pengunjung lain, yang baru datang dan sudah pindah ke penampilan lain, sekarang paling tidak bisa bercerita ke temannya kalau mereka pernah menyaksikan JKT48 beraksi di panggung.
