Bisnis.com, JAKARTA -- "Kapan terakhir kali nonton bioskop?" Kalimat tersebut dalam waktu dekat akan ditayangkan berulang-ulang di berbagai stasiun TV untuk menyambut Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret.
Kalimat pertanyaan yang didalamnya juga tersirat ajakan untuk menonton film nasional tersebut dikumandangkan oleh artis papan atas sebut saja Jajang C. Noer, Dian Sastro, Slamet Rahardjo dan beberapa figur lainnya.
Insan perfilman Indonesia seakan mengajak masyarakat untuk mendongrak kemajuan film nasional dengan menyaksikannya di bioskop.
Hal ini tentu saja akan berkontribusi terhadap kenaikan jumlah penonton film nasional dibandingkan dengan film besutan luar negeri.
Industri perfilman Indonesia tahun ini menginjak usia 64 tahun.
Usia 64 tahun dinilai sebagai simb ol bahwa perfilman nasional sudah matang dalam menghasilkan karya dan berbagai prestasi.
Darah dan Doa, yang diproduksi tahun 1950, adalah film nasional pertama Indonesia.
Film karya sutradara Usmar Ismail itu berlatar tentang penjajahan Belanda dan aksi long march pasukan Divisi Siliwangi dari Yogyakarta ke Jawa Barat.
Film produksi Perusahaan Film Nasional (Perfini) itu merupakan tonggak berdirnya film nasional di atas kaki sendiri.
Kini di usia perfilman nasional ke-64, insan perfilman akan mengajak masyarakat Indonesia berduyun-duyun ke bioskop: menyaksikan film nasional karya anak bangsa.
Kapan terakhir kali nonton bioskop? Pertanyaan itu akan mengundang kita untuk kembali mencintai film nasional.