Bisnis.com, JAKARTA – Untuk menarik wisatawan asal Jepang dan China, pelaku usaha biro perjalanan perlu menyiapkan berbagai produk paket wisata yang disesuaikan dengan karakter turis dari masing-masing negara.
Beberapa paket wisata yang sangat digemari oleh turis asal China dan Jepang antara lain berkaitan dengan kekayaan sejarah dan budaya, eco tourisme yang sangat bervariasi serta potensi wisata belanja.
“Bisa juga berbentuk pemasaran multi-country packages dalam rangka promosi Asean,” tutur Ketua Asita Asnawi Bahar, Rabu (16/4/2014)
Namun, diperlukan juga penambahan kapasitas penerbangan langsung dari China ke Indonesia yang saat ini baru mencapai 586.612 seat dengan tambahan 151.268 seats.
“Bagaimana kita bisa harapkan kunjungan wisatawan bisa meningkat signifikan kalau tidak didukung dengan penambahan kapasitas penerbangan secara langsung,” tututnya.
Francesca Nina S, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata Kemenparekraf menyarankan biro perjalanan untuk melakukan misi pemasaran di China pada musim-musim tertentu seperti Maret hingga Mei serta September hingga November, dengan kota utama Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.
Sementara itu, untuk menggarap pasar Jepang, waktu terbaik untuk sales yakni di bulan Agustus, September, Februari dan Maret. “Sebaliknya hindari golden week [akhir April hingga awal Mei], pertengahan Agustus, dan tahun baru.”
Pemerintah sendiri, pada tahun ini membidik sekitar 1 juta kunjungan wistawan asal China dana 525.000 kunjungan wisman dari negeri Sakura. Untuk mendatangkan lebih banyak turis tersebut, pihaknya melakukan berbagai strategi branding dan pemasaran, terutama melalui media online.
“Turis asal Jepang dan China, paling banyak mendapatkan informasi melalui media internet, majalah, dan buku. Ini strategi kita harus memanfaatkan media online,” ujarnya.
Pengamat Pariwisata Meity Robot menambahkan untuk memasarkan pariwisata diperlukan sedikitnya satu paket wisata andalan yang dikemas secara menarik sesuai dengan kebutuhan para turis dan tidak terlalu kaku.
“Kita juga perlu membuatkan paket wisata yang menonjolkan atraksi-atraksi wisata yang menarik ke destinasi wisata tersebut, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis,” ungkapnya.