Sekarang minum obat tidak lantas tinggal telan saja, tapi pasien berhak tahu apa fungsi obat itu dan efek sampingnya dari para dokter dan apoteker. /bisnis.com
Fashion

KESEHATAN, Tak Sekadar Menelan Obat

Inda Marlina
Minggu, 15 Juni 2014 - 22:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apakah Anda sering membaca peringatan pada kemasan obat flu atau obat batuk, yaitu setelah meminum obat dilarang berkendara karena menyebabkan kantuk? Atau pernah membaca peringatan bahwa meminum obat maag bisa menimbulkan rasa mual?

Efek samping dari obat sering kali tidak bisa dihindari karena keharusan komposisi dalam obat. Reaksi tubuh terhadap obat-obatan berbeda satu sama lain, tergantung jenis obat apa yang tengah dikonsumsi.

Efek samping obat yang harus diperhatikan adalah efek samping berkepanjangan dan seharusnya diketahui dengan baik oleh konsumen.  Efek samping berkelanjutan dari konsumsi obat salah satunya adalah pengeroposan tulang atau osteoporosis. Penyakit ini tak hanya dialami oleh orang lanjut usia tetapi juga pada anak-anak.

Dokter Endokrin Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FridaSoesanti mengatakan saat ini jumlah kasus osteoporosis pada anak cukup meningkat. Peningkatan ini seiring dengan perkembangan ilmu farmasi yang menemukan komposisi obat untuk menurunkan penyakit yang pada awalnya tidak bisa diatasi.

Risiko dari komposisi  dalam obat tersebut bisa menimbulkan gejala penyakit baru yang disebabkan oleh konsumsi obat-obatan untuk penyakit tertentu misalnya leukemia atau obat alergi.“Semakin banyak pengobatan yang bagus, pasien dan keluarganya harus juga lebih sadar terhadap risiko efek samping obat yang dikonsumsi,” ujarnya.

Kesadaran mengenai risiko saat mengonsumsi obat atau melakukan tindakan medis lain sebaiknya dibangun dari pihak konsumen. Namun, pelaku medis juga tidak bisa lepas dari tanggung jawab memberikan informasi secara jelas mengenai efek samping dan komposisi obat yang diedarkan di apotek maupun di toko.

TANGGUNG JAWAB

Guru Besar Farmakologi dan Terapeutik Universitas Indonesia Armen Muchtar mengatakan risiko efek samping obat memang sukar dihindari. Terutama bila komposisi dalam obat sudah melekat dan belum bisa tergantikan. Contoh kandungan yang belum bisa digantikan dalam obat adalah steroid untuk pengobatan leukemia.

“Oleh sebab itu, harus ada tanggung jawab dari pelaku medis mulai dari dokter, apoteker hingga industri farmasi yang wajib memberikan informasi efek yang ditimbulkan setelah meminum obat,” katanya.

“Oleh sebab itu, harus ada tanggung jawab dari pelaku medis mulai dari dokter, apoteker hingga industri farmasi yang wajib memberikan informasi efek yang ditimbulkan setelah meminum obat,” katanya.

Kewajiban ahli medis dan industri farmasi selain memberikan informasi mengenai efek samping, ujar Armen, adalah memberikan solusi untuk mengatasinya. Menyampaikan informasi dan memberi solusi merupakan kode etik para ahli medis dan industri farmasi dalam memberikan pengobatan.

Sebagai contoh, efek samping yang melekat di pengobatan kanker darah atau leukemia bisa menyebabkan pasien terkena pengeroposan tulang. Dalam hal ini, dokter harus terbuka untuk menyampaikan solusi, seperti memberikan suplemen makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D atau menganjurkan makanan yang sebaiknya dikonsumsi

“Untuk mengatasi osteoporosis, dokter juga harus menganjurkan pasien lebih banyak bergerak,” imbuhArmen.

Pasien juga berhak mengetahui bertanya secara luas fungsi obat-obatan yang dikonsumsinya, efek samping yang berat, dan mendapat jawaban penanganannya.  Di sisi lain, industri farmasi sebaiknya memaparkan efek samping obat secara jelas pada kemasan obat.

Pasien juga berhak mengetahui bertanya secara luas fungsi obat-obatan yang dikonsumsinya, efek samping yang berat, dan mendapat jawaban penanganannya.  Di sisi lain, industri farmasi sebaiknya memaparkan efek samping obat secara jelas pada kemasan obat.

Armen mengatakan saat ini kode etik dunia kedokteran sudah berubah. Sebelum 2000, sebagian besar dokter hanya menyarankan pasien untuk meminum obat tanpa mengetahui fungsi maupun efek samping.

“Sekarang minum obat tidak lantas tinggal telan saja, tapi pasien berhak tahu apa fungsi obat itu dan efek sampingnya dari para dokter dan apoteker,” katanya.

Penulis : Inda Marlina
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro