Ilustrasi-Warga Muslim sedang berbuka bersama di Masjid Istiqlal, Jakarta (10/7/2013)./Reuters-Enny Nuraheni
Kuliner

KULINER DAN RELIGI: Inilah Makanan Khas Terkait Agama di Dunia

Nadya Kurnia
Rabu, 2 Juli 2014 - 15:29
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap agama memiliki makanan yang menjadi makanan khas terkait ritual keagamaannya dan pada saat perayaan hari raya.

Pada umat Islam, makanan yang dikonsumsi selalu dibagi menjadi makanan halal dan haram.

Selama bulan Ramadan, buah kurma merupakan makanan yang sering dikonsumsi saat berbuka puasa sebelum akhirnya umat muslim mulai menyantap masakan buka puasa.

Kue-kue kering, masakan berbasis daging ayam dan sapi merupakan masakan khas yang sering disajikan selama Hari Raya Idul Fitri.

Sementara pada umat Kristen, setelah 40 hari berpuasa menyambut hari kebangkitan Isa Almasih, akan merayakan Paskah. Umat Kristen akan mengadakan acara berkumpul keluarga besar.

Telur merupakan makanan khas dalam perayaan ini dan merupakan simbol dari kelahiran kembali.

Umat Kristen mewarnai telur dengan berbagai corak dan menyembunyikannya untuk Easter Egg Hunt.

Menu salad telur, daging domba, permen jelly dan coklat kelinci juga sering dijumpai pada perayaan ini.

Sementara pada umat Yahudi, roti tidak beragi atau matzo menjadi makanan simbolisasi perayaan Pesakh.

Pesakh merupakan hari peringatan umat Yahudi akan bebasnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Pada hari Pesakh, umat Yahudi hanya boleh memakan mazto dan rempah-rempah.

Makanan lain yang menjadi ciri khas perayaan umat Yahudi adalah Hamantashen, kue berbentuk segitiga berisikan selai.

Kue tersebut diberikan oleh umat Yahudi kepada kerabatnya pada perayaan Purim.

Apabila umat Kristen dan Islam mengkonsumsi daging, lain halnya dengan umat Hindu dan Buddha.

Umat Hindu tak mengkonsumsi apa pun yang dihasilkan oleh sapi, termasuk susu. Sebab sapi merupakan binatang yang dianggap suci oleh umat Hindu.

Sementara bagi umat Buddha, memakan daging merupakan hal yang dilarang.

Banyak umat Buddha yang menjadi vegetarian, sebab umat Buddha meyakini bahwa membunuh binatang akan berpengaruh buruk bagi karma mereka.

 

Penulis : Nadya Kurnia
Editor : Saeno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro