Bisnis.com, JAKARTA—Produk kreatif Indonesia sangat banyak dan tak pernah ada habisnya, bila tangan-tangan terampil terus berinovasi membuat sesuatu yang baru.
Salah satu produk kreatif yang lahir dari pemikiran dan kerja inovatif itu adalah tas tangan untuk kaum perempuan. Produk fashion untuk kaum Hawa ini selalu up to date.
“Kita harus bangga dengan beragam sumber daya yang terdapat di Indonesia. Baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia,” ungkap Coreta Kapoyos, pemilik label tas Coreta Indonesia, saat ditemui dalam Festival Kreatif 2014 di Jakarta Convention Center, Minggu (13/7/2014).
Menurut Coreta, kini bagaimana caranya untuk menampilkan bahan-bahan alam kekayaan negeri ini, untuk menjadi sesuatu yang indah, bagus, berkualitas, dan disukai oleh pangsa pasar baik itu untuk orang asing maupun lokal.
Coreta yang suka tampil modis dan fashionable ini, sejak dua tahun lalu mulai membuat tas dan memakai brand namanya sediri.
Tas-tas yang diproduksinya lebih menonjolkan etnik dari suatu daerah, dengan bahan utama batik, tenun, dan songket yang dipadu dengan bahan kulit.
“Saya berupaya membuat produk yang berkualitas tinggi, dan berbeda dari yang ada di pasar. Coreta Indonesia lebih banyak menyasar kalangan menengah atas, serta warga asing,” ungkap istri dari Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol. Putut Eko Bayu Seno itu.
Walau baru menapak dalam bisnis tas perempuan, mantan penyiar TVRI itu, sudah sering mengikuti pameran di luar negeri.
Baru-baru ini dia ikut dalam acara Hello Indonesia di Trafalgar Square London. “Tas Coreta Indonesia habis diserbu oleh tamu yang datang, dominan dari kalangan atas di Inggris,” ujarnya sembari tersenyum.
Untuk pasar Indonesia sendiri, Coreta mengaku belum optimal.
Pemakai koleksi tasnya baru teman-teman dekatnya saja dan dari kalangan istri pejabat. “Saya baru pertama kali ikut pameran di Indonesia, ya pada Festival Kreatif 2014 ini,” ujar ibu tiga anak ini.
Dia mengatakan harga tas koleksinya berkisar US$400-US$800 per buah. Apa yang membuatnya mahal?
“Desain, bahan baku utamanya, dan proses pengerjaannya yang cukup lama. Selain itu eksklusif. Artinya satu desain untuk satu tas. Ada juga yang dibuat sampai tiga tas, tapi tetap saja motif dan warna batiknya berbeda,” ujarnya.
Seperti pada pameran di Festival Kreatif yang berlangsung hingga Senin (14/7), tas Coreta Indonesia ditawarkan dengan harga berkisar Rp3.750.000 sampai Rp7,5 juta.
“Dalam satu hari pameran saja, sudah terjual beberapa tas. Banyak teman yang ingin membeli tas yang sudah laku, tapi saya tidak bisa membuatkannya lagi. Sebab, untuk menjaga keeksklusifitasnya. Jadi tidak ada yang menyamai, tidak pasaran,” ungkapnya.
Mengenai bahan batik dan tenun yang dipilih sebagai bahan dasar tas, Coreta mengaku banyak mencarinya langsung ke daerah.
“Saya suka hunting ke berbagai pelosok daerah. Saya suka jalan, kebetulan juga sering ke daerah untuk memberi penyuluhan dan pelatihan. Jadi sekalian deh cari bahan-bahan berkualitas dan unik,” katanya.
Untuk mengerjakan tas tersebut, dia dibantu tim khusus untuk desain dan marketing. Selain itu juga dibantu oleh pengrajin pilihannya yang banyak terdapat di daerah.
“Jadi, saya mengajak para pengrajin batik, tenun, dan pembuat tas dalam memroduksi sebuah tas. Mereka kami latih dan diberi pengetahuan tentang membuat tas yang bagus, berkualitas, dan indah, seingga mutunya jadi tinggi,” ujar Coreta.