Beberapa pelajar SD asyik memainkan Safety Road Game yang melatih anak-anak tertib dan aman berlalulintas./Istimewa
Fashion

GIZI ANAK: Junk Food Tidak Cocok Diberikan Kepada Anak Masa Pertumbuhan

Martin Sihombing
Jumat, 8 Agustus 2014 - 20:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Bina Gizi, Direktorat Bina Gizi, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian Kesehatan Doddy Izwardy mengemukakan, makanan cepat saji yang sering disebut "junk food" tidak cocok diberikan kepada anak-anak yang masih masa pertumbuhan.

Karena, kata Doddy Izwardy dalam temu media di Jakarta, Jumat (8/8/2014), menjelaskan, gizinya kurang seimbang.

Dia mengakui adanya kesulitan dalam "memerangi" pemberian "junk food" kepada balita. Namun dia mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi bagi para orang tua terkait hal tersebut.

"Di era globalisasi ini kita tidak bisa mendiskriminasi produk makanan, tapi kita punya pedoman gizi seimbang. Kita membentengi keluarga dengan memberikan informasi yang tepat tentang gizi," ujar Doddy.

Salah satu pesan utama dalam informasi tepat tentang gizi itu, kata Doddy, adalah agar orang tua dapat mengembalikan anak-anaknya ke makanan yang bergizi dan menghindari makanan olahan.

"Kalau bisa diupayakan menggunakan bahan pangan lokal yang padat energi, protein dan zat gizi mikro," ujar Doddy.

Gizi merupakan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia yang saat ini mengalami "double burden". Kasus gizi kurang masih cukup tinggi sementara kasus gizi berlebih juga mulai banyak ditemukan.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada 2013 menunjukkan sebanyak 37 persen anak Indonesia mengalami kondisi tinggi badan lebih pendek dari seharusnya (stunting) yang disebabkan oleh kurang gizi tersebut.

Sedangkan kelebihan gizi ditemui melalui prevalensi obesitas pada usia balita yang menunjukkan angka 11,9 persen.

Doddy menyebut hasil penelitian menunjukkan anak stunting lebih mudah terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gangguan jantung pada usia 40 tahun ke atas.

Untuk mencegah hal tersebut, pemberian gizi seimbang semenjak dari dalam kandungan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan orang tua.

Dengan berpedoman pada Standar Emas Makanan Bayi yang dikeluarkan oleh World Health Assembly (WHA) No.55.25 tahun 2002 disebutkan bahwa proses menyusui harus dimulai secepatnya dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan.

Setelah enam bulan maka bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) namun pemberian ASI diteruskan hingga berumur dua tahun atau lebih.

Penulis : Martin Sihombing
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro