Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah masyarakat yang makin modern, fenomena gangguan kejiwaan pun makin beragam. Salah satu yang dinilai makin memprihatinkan adalah sindrom kelainan dismorfik tubuh atau body dysmorphic disorder (BDD).
Dokter spesialis kesehatan jiwa Nova Riyanti Yusuf menuturkan sindrom BDD merupakan kelainan jiwa (psikiatri) di mana seseorang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Ketidakpuasan tersebut lantas dilampiaskan dengan melakukan manipulasi atau modifikasi tubuh.
"Sebenarnya ini bukan hal baru, banyak public figure yang mengidap BDD, misalnya Michael Jackson. Tetapi sekarang ini orang yang bekerja di bidang lain pun makin banyak yang terkena sindrom ini," ujarnya, Rabu (08/10/2014).
Penderita BDD, lanjutnya, sangat mudah terdorong untuk melakukan operasi atau metode medis lainnya, seperti suntik botox dan silikon, untuk memperoleh citra wajah atau tubuh yang dianggap ideal.
"Ada anak umur 20 tahun yang mau suntik perut supaya langsing. Saya kaget, kok sudah kepikiran seperti itu padahal masih sangat muda, ini gejala-gejala BDD," ungkapnya.
Secara ringkas, karakteristik penderita BDD a.l. memiliki kepercayaan diri yang kurang dan konsep diri yang negatif, kerap bercermin dan menggunakan rias wajah berkali-kali, melakukan konsultasi ke berbagai dokter kecantikan, menghindari keramaian dan penurunan fungsi sosial, bahkan mengalami depresi.
Meningkatnya fenomena BDD, kata Nova, didorong oleh keinginan untuk tampil sempurna. Tak hanya saat mengaktualisasikan diri di dunia nyata, tetapi juga di media sosial.
"Unggah foto di media sosial kok yang nge-like sedikit ya, lantas merasa ada yang tidak ok di tubuhnya. Sebenarnya, media sosial itu tergantung bagaimana memanfaatkannya," kata Nova.