Bisnis.com, JAKARTA - Piringan hitam saat ini tengah menjadi tren tersendiri di kalangan penggemar musik. Terhitung dalam dua tahun terakhir ini, alat penyimpanan musik analog ini kembali naik daun. Terutama setelah beberapa grup musik tenar merilis albumnya dalam medium yang terbuat dari vinyl ini.
Berbagai kios penjual barang antik di Jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat mungkin bisa menjadi salah satu tujuan bagi para pemburu piringan hitam.
Toko Bang Husain adalah salah satu dari beberapa toko di Jalan Surabaya yang memiliki koleksi piringan hitam yang cukup lengkap. Mulai dari album band era 1960-an hingga 1990-an tersedia di kios seluas 3x4 meter ini.
Menurut Bang Husain, rata-rata piringan hitam dagangannya dijual seharga Rp40.000 rupiah. Namun untuk beberapa koleksinya yang dianggapnya klasik dan langka, dirinya bisa mematok harga hingga Rp1,1 juta.
“Biasanya band lokal Indonesia yang mahal. Sebab mereka cetaknya cuma terbatas. Beda dengan (band) luar negeri,” ucap Bang Husin, saat diwawancara Bisnis, Jumat (12/12/2014).
Sedangkan untuk alat pemutarnya yang disebut gramophone, beberapa kios di sepanjang Jalan Surabaya juga menjualnya. Namun untuk harga, setiap toko memiliki banderol yang berbeda-beda.
Hal tersebut tergantung dari tahun pembuatan dan juga kualitas gramophone tersebut. “Semakin tua dan semakin mulus barangnya, makin mahal biasanya,” kata Ebot, salah satu penjual gramophone di Jalan Surabaya, Jumat (12/12).
Khusus untuk gramophone yang dimilikinya saat ini di kiosnya, Ebot menawarkannya dengan harga Rp4 juta. Akan tetapi dirinya pernah menjual barang serupa dengan harga mencapai Rp12 juta. “Waktu itu barangnya masih bagus dan mulus banget, padahal itu buatan tahun 1924,” sambung Ebot.