Bisnis.com, JAKARTA— Di kalangan remaja, dan kaum muda saat ini tindik mulut (oral piercing) menjadi tren. Tindik mulut ini dianggap sebagai tindakan kosmetik, yang boleh jadi, dianggap untuk meningkatkan penampilan seseorang.
Bila selama ini daun telinga adalah bagian tubuh yang lazim ditindik, maka kini tindik di sekitar mulut seperti bibir, lidah menjadi tren. Tak hanya itu, alis mata, dagu, putting payudara, pusar, dan bagian genital (kelamin) pun menjadi lokasi penindikan.
Tak mengherankan bila kita melihat saat ini banyak kaum muda dan remaja memiliki cincin, giwang, atau pin di bagian-bagian tersebut. Sesungguhnya, tindik adalah menjadi gaya hidup sejak zaman dahulu kala, seperti Suku Aztec, orang-orang di Afrika, India, dan Suku Dayak di Tanah Air.
Hanya saja, barangkali ketika itu lokasi yang lazim ditindik adalah telinga, dan hidung (di kalangan wanita India). Dikutip dari artikel “Oral Piercing” yang dilansir Medindia.net, tindakan menempelkan benda asing di bagian tubuh yang tak lazim itu ternyata memiliki beragam risiko.
Misalnya, infeksi bakteri dan virus berupa HIV yang menyebabkan AIDS, herpes, hepatitis, dan sumbatan pernapasan.
Lidah
Tindik oral atau di mulut yang paling umum adalah tindik di lidah, yang kemudian diikuti bibir (15%). Sangat jarang di pipi. Tindik oral ini lebih banyak terjadi pada wanita dibanding pria.
Penindikan dilakukan sepanjang garis tengah lidah, yang pada dasarnya di tengah mulut. Terkadang, tindikan di lidah ada dua. Ketika tindikan ini berdampingan, maka dikenal sebagai “snake eyes”.
“Snake eyes” ini berlokasi horizontal di lidah. Dalam melakukan tindik lidah, posisi perhiasan harus dipilih, agar tidak menimbulkan iritasi jaringan mulut, dan tak menggangu fungsinya.
Pihak yang melakukan penusukan harus memastikan bahwa penindikan tak menimpa setiap struktur anatomi seperti saraf, pembuluh darah. (Bisnis.com)
BACA JUGA:
SULIT PUNYA ANAK: Jangan Anggap Enteng Nyeri Haid
Ini Penyebab Wanita Puerto Rico, Jennifer Lopez, Manusia Sempurna di Muka Bumi