Batu akik/Antara
Fashion

Bisnis Batu Akik Menggiurkan, Kaum Muda pun Berburu ke Daerah

News Editor
Rabu, 18 Februari 2015 - 08:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah booming batu mulia, saat ini perburuan bahan baku batu terjadi di sejumlah daerah.

Perburuan itu biasanya terjadi di wilayah sungai atau gunung, baik dilakukan secara manual atau memakai alat berat.

Tak terkecuali di wilayah Kebumen, Jawa Tengah. Puluhan hingga ratusan pemuda pun ikut terjun dalam bisnis batu mulia ini dan memburu jenis batu-batu yang diminati pasaran regional seperti Badar Besi atau Red Magnet. Sebab, keuntungan batu mulia ini memang menggiurkan.

"Untuk batu yang motifnya bagus, warna merah cabenya keluar, tidak kropos, bisa sampai Rp 9 juta," ujar perajin batu dari komunitas Badar Besi Kebumen, Aris Panji, 52, saat mengikuti pameran batu mulia di Kota Yogyakarta Selasa (17/2/2015).

Namun, menurut Aris, agar para pemuda pemula ini tak keblinger dengan untung yang diperoleh, komunitasnya terus memberikan pelatihan gratis pembuatan batu akik agar terbiasa menjual bentuk jadi ke pembeli.

Dia rela memberi pelatihan gratis membuat batu akik pada orang lain di luar komunitasnya. Sebab, makin banyak orang yang sadar potensi batu mulia, perburuan bahan batu itu bisa bervariasi ke titik-titik lain dan tak merusak lingkungan.

"Jual gelondongan bikin bodoh karena maunya kejar profit terus. Saat batu habis mereka tak punya ketrampilan," ujar Aris yang menekuni kerajinan batu mulia sejak 1990.

Menurut Aris, di tengah booming batu akik hampir di seluruh daerah saat ini, kerap muncul pula persaingan tak sehat antarpengusaha atau perajin daerah satu dan lainnya. Persaingan ini tak bisa diawasi satu dua pihak saja, tapi banyak pihak yang sadar potensi batu mulia.

Bentuk persaingan tak sehat misalnya adanya aksi pembelian besar-besaran bahan batu dari pengusaha atau perajin daerah lain lalu dipasok kembali ke daerah asal dengan kualitas yang telah diberi 'treatment' tertentu. Misalnya disuntik agar rapuh dan akhirnya jadi penilaian buruk pasar pembeli.

"Pengawasan agar batu akik suatu daerah tetap bagus kualitasnya ini yang belum ada, butuh pemuda atau perajin baru," kata Aris.

Dalam waktu dekat, para perajin batu Kebumen akan memiliki lembaga pengawasan informal peredaran batu di wilayah itu. Lembaga ini rencananya disatukan di wadah Komunitas Batu Mulia Kebumen (Kabam) yang kini tengah disiapkan pengurus dan konsep komunitasnya oleh Aris dan perajin lain.

Penulis : News Editor
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro