Batu akik/Antara
Fashion

LAPSUS (1): Demam Akik Menjamah Semua Kalangan

Ivan Andimuhtarom
Rabu, 25 Februari 2015 - 17:02
Bagikan

Suroso, 40, memegang beberapa emban akik di Pasar Cenderamata, kawasan Gladak, Alun-alun Utara Keraton Solo, Sabtu (14/2/2015). Dia mengamati dengan teliti emban-emban dari bahan monel [paduan logam tahan korosi] dan alpaka [metal paduan nikel, tembaga, dan seng yang berkilap seperti perak] yang banyak dijual penjual aksesori akik di pasar itu.

Dia membawa tas ransel untuk membawa emban yang dibelinya. Dia datang jauh-jauh dari Rejosari, Semin, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, khusus untuk kulakan emban akik.

Emban-emban itu akan dia jual kepada penggemar akik yang menjamur di daerah tempat tinggalnya. Suroso adalah pengrajin akik yang berhasil meraup pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dari usaha ekonomi kreatif itu.

Dalam sehari, tak kurang dari 10 orang penggemar akik datang ke rumahnya untuk mendapatkan jasa pengasahan batu akik. Tarif jasa pengasahan satu batu akik ia patok sekitar Rp15.000.

”Ini membeli emban untuk melayani permintaan para penggemar akik. Saya menjual emban yang murah saja. Bahannya dari monel dan alpaka. Kulakan di sini lebih murah dari yang ada di Jogja,” ujar lelaki yang rutin datang ke pasar itu sepekan sekali.

Suroso bukan pemain lama di industri akik. Dia baru menekuni usaha mengasah dan menggosok akik dua bulan terakhir. Sebelumnya, dia merantau ke Jakarta. Setelah melihat tren batu akik yang lebih prospektif, ia memutuskan pulang kampung dan menekuni usaha tersebut. Gunungkidul adalah salah satu penghasil akik lokal berkualitas bagus.

“Sebagian batu yang diolah di Pacitan itu berasal dari sekitar Kali Oya, Gunungkidul. Para penambang menjualnnya ke Pacitan. Karya seni itu diklaim berasal dari Pacitan. Saya tertantang untuk mengembangkan industri batu mulia di Gunungkidul,” kata dia.

Suroso hanyalah satu dari ratusan orang yang memadati Pasar Cenderamata hari itu. Di tempat itu berkumpul para pencinta akik yang mencari batu atau aksesori lainnya. Mereka berasal dari banyak kalangan, ada orang tua, ada anak muda. Ada juga pasangan suami istri yang membawa anak kecil ke pasar itu.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Jibi/SOLOPOS
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro