Bisnis.com, JAKARTA-- Ada kolektor batu akik yang percaya batu akik mempunyai kekuatan. Namun, tak sedikit pula yang menjadikan batu akik sekadar koleksi dan perhiasan.
BACA JUGA: Begal Motor yang Gosong Dibakar Massa Sudah 2 Tahun Tak Pulang
Pertengahan 2013 lalu menjadi tahun yang tak terlupakan bagi Samini, 44. Saat itu dia bertekad menjalani hidup tanpa benda-benda yang selama ini dianggapnya memiliki kekuatan magis seperti keris, batu akik dan Alquran mini atau kitab stambul.
Sebagai bentuk pertobatannya, benda-benda yang sebelumnya dia beli dengan harga mahal itu diserahkan kepada pengurus Majelis Tafsir Alquran (MTA).
Samini berkisah benda-benda tersebut dibeli dari orang yang berbeda sejak tahun 1992. Dia menamainya jimat. Benda tersebut dipercaya bisa memberikan beragam keberuntungan seperti penglaris hingga keselamatan diri. Namun sejak memiliki jimat ia merasa jarang mendapatkan keberuntungan seperti yang dijanjikan oleh si penjual.
Alih-alih beruntung, dia justru sering ditipu orang hingga usahanya bangkrut. Setelah menyadari bahwa benda tersebut tidak bertuah dan justru membuatnya menjadi syirik kepada Allah, dia, bergegas membuangnya.
“Saya sebenarnya juga menjalankan ibadah salat, ngaji juga Insya Allah rutin. Tapi, ya tetap menyimpan jimat sebagai keberuntungan,” katanya belum lama ini.
Perhiasan
Kepercayaan terhadap barang yang memiliki kekuatan gaib juga dilakukan oleh Fajar. Pekerja swasta ini menggunakan batu akik sebagai jimat keberuntungan agar lancar dalam bekerja. Padahal di Sekretariat MTA Solo, barang-barang yang dianggap jimat tersebut disimpan tanpa perlakukan khusus.
Ratusan keris dan batu akik diletakkan di lemari depan pintu masuk gedung MTA. Benda-benda tersebut diserahkan langsung oleh sang pemilik sebagai bentuk pertaubatan.
Pimpinan MTA, Ahmad Sukino, mengatakan sengaja meletakkan benda-benda itu di depan pintu masuk gedung dengan posisi tidak tertata. Hal itu untuk menyadarkan masyarakat bahwa benda yang selama ini dianggap memiliki kekuatan magis sebenarnya barang biasa.
Pimpinan MTA yang biasa dipanggil Sukino ini menjelaskan Islam tidak melarang umatnya untuk memiliki benda-benda seperti batu akik keris dan lainya asalkan hanya digunakan sebagai hiasan. Sedangkan mengenakan batu akik sebagai perhiasan hukumnya mubah.
Diriwayatkan oleh seorang sahabat bahwa Rasululullah SAW memiliki cincin perak yang dikenakan pada jari kelingkingnya. Hadis Riwayat (HR) Muslim 2094, Turmudzi 1793 mengatakan cincin Nabi Muhammad SAW terbuat dari perak dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (Ethiopia).
“Hal yang berurusan dengan duniawi selama tidak ada larangan hukumnya mubah, termasuk mengenakan batu akik ini. Kalau punya keyakinan kekuatan gaib atau kewibawaan hal itu termasuk syirik,” katanya.