Bisnis.com, Jakarta-Karya seni beraliran kontemporer mendominasi pameran karya seni rupa karya mahasiswa Indonesia 2015.
Galeri Nasional Jakarta menggelar pameran seni rupa berskala nasional bertajuk Nalar, Sensasi, Seni sejak 9 hingga 23 April 2015.
Dari sekian banyak karya seni yang terpajang, karya beraliran kontemporer hampir mendominasi pameran. Gaya kritik khas anak muda terhadap kehidupan sosial, politik maupun ekonomi pun kental terasa dalam setiap tema yang diberikan kurator dalam setiap ruang pamernya.
Pameran menampilkan 105 karya seni yang dibuat oleh 105 perupa dari kalangan mahasiswa dengan bentuk karya seni yang beragam.
Karya seni tersebut meliputi lukisan, drawing, fotografi, seni grafis, mural, seni batik, patung, seni keramik, kriya, instalasi dan video art.
Karya-karya tersebut mampu menghabiskan tempat di tiga ruang pamer temporer yang dimiliki Galeri Nasional, yakni Ruang Pamer A, B dan juga C.
Dalam pameran ini, tim kurator mengemas tiga tema besar, yakni tema umum di ruang pamer A, tema perempuan dan manusia di ruang B, dan tema tradisi dan kebudayaan di ruang pamer C.
Salah satunya adalah karya berjudul Bondage Arabian Women (mix media, 2015) milik Sakinah Alatas yang berasal dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Karyanya ini terdiri dari dua bagian yakni bagian pertama yang berbentuk manekin tubuh perempuan dengan hiasan bunga-bunga.
Sedangkan di bagian kedua terdapat tulisan di tembok yang berisi silsilah keluarga Sakinah dalam aksara Arab. Silsilah tersebut berisikan nama-nama dari para pria di keluarga besarnya, sesuai budaya Arab yang menganut patriarki. Uniknya, di baris terakhis silsilah, Sakinah menyematkan namanya dengan warna tulisan yang berbeda.
Kedua bagian ini dihubungkan oleh benang-benang yang ditempelkan pada masing-masing tulisan dan bagian payudara dari manekin tersebut. Melalui karya ini, Sakinah ingin memberikan kritik feminisme kepada adat istiadat Arab yang dianggapnya merendahkan kaum perempuan
“Aku rasa di Indonesia sudah tak relevan jika budaya Arab yang menafikan kaum perempuan masih diterapkan. Maka dari itu, melalui karya ini aku ingin ekspresikan keinginanku agar perempuan disejajarkan dengan pria,” kata perempuan keturunan Arab ini.
Karya lain pun tak kalah menariknya, seperti karya Muhamad Rido berjudul Menaw (video art, 1280x720p, 2015) yang bercerita tentang sensasi seni kaum urban dalam bentuk grafitti.
Adapula karya Hermawan Agustian berjudul Matinya Logistikon (stoneware pinch, 2014) tentang nalar manusia yang terbelenggu oleh hasrat hawa nafsu. Selain itu di ruang pamer lain ada juga lukisan karya Niken Candriana berjudul Sepatu Merah (akrilik di atas kanvas, 100x105cm, 2015), yang bercerita tentang gaya hidup perempuan masa kini yang terobsesi menjadi cantik dengan menyiksa diri agar mendapakan bentuk tubuh “ideal”.