Bisnis.com, JAKARTA-- Snorkeling atau selam permukaan mampu menarik jutaan wisatawan untuk mengunjungi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Namun, kegiatanini dikhawatirkan merusak terumbu karang.
Pasalnya, saat wisatawan akan melakukan snorkeling, maka kapal pengangkut wisatawan dipastikan menurunkan jangkarnya hingga laut terdalam. Apabila turun jangkar dilakukan terus-menerus setiap hari, maka terumbu karang pun terancam rusak.
"Dengan paket murah, wisatawan dapat makan, menginap, transportasi pulang-pergi dan snorkeling. Saya khawatir kegiatan snorkeling ini bisa merusak terumbu karang dan kalau sudah rusak perawatannya cukup lama. Karena setiap snorkeling kapal harus turun jangkar hingga ke karang," kata Tri Djoko Sri Margianto, Bupati Kepulauan Seribu, Selasa (21/4/2015).
Tri mengimbau agar aktivitas snorkeling harus memerhatikan kelestarian lingkungan dengan cara kapal tidak asal turun jangkar, yang dapat merusak terumbu karang.
Tri mengakui, aktivitas wisata Kepulauan Seribu terus menggeliat. Bahkan setiap akhir pekan dan hari libur nasional jumlah wisatawan melonjak drastis. Hal ini terlihat dari data statistik. Tahun 2013 jumlah wisatawan baru mencapai 1,49 juta. Sedangkan, tahun 2014 meningkat lebih dari 100 persen dengan jumlah wisatawan sebanyak 3 juta.
Menurut Tri, masing-masing pulau memiliki keunggulan berbeda. Seperti Pulau Tidung yang terkenal dengan Jembatan Cinta, Pulau Pari dan Pulau Harapan dengan atraksi snorkeling serta Pulau Untung Jawa yang memiliki wisata pasir putih.