Bermimpi Ketemu Seorang Nenek (7)
Seorang nenek dan anak kecil tiba-tiba turun dari jalur yang kami lalui siang tadi. Saya lalu bertanya kemana tujuan mereka. “Ke desa,” jawab si nenek.
Saya sumringah dan langsung menanyakan arah. Si nenek dan anak kecil yang kelihatan seperti cucunya itu tampak menyeberangi sungai. “Desa tidak jauh dari sini,” teriaknya.
Saya terbangun, dan entah kenapa merasa lega. Sosok nenek dan anak kecil itu berasal dari mimpi saya. Mereka tidak nyata.
Pagi harinya, saya ceritakan mimpi itu. Saya sendiri tidak yakin, apakah itu semacam petunjuk yang benar, atau malah menyesatkan.
“Ikuti aja yuk, kali aja itu petunjuk dari Tuhan, lewat mimpi kamu,” kata Rezza. Saya setuju, dan kami memilih kembali menyeberangi sungai.
Beberapa baju basah yang kami pakai dalam perjalanan kami tinggalkan di pinggir sungai untuk mengurangi beban. Saya juga mengirim pesan ke salah satu grup whats app, meminta mereka menghubungi saya begitu membaca pesan itu. Saat itu tidak ada sinyal.
Hari itu sebenarnya saya dan Rezza sudah harus masuk kerja dan mengais berita untuk Harian Bisnis Indonesia.
Agar tidak menimbulkan kebingungan di kantor, saya sempatkan mengirim pesan pada redaktur saya, menjelaskan dengan sangat singkat apa yang terjadi.
Sekitar dua jam berjalan, jalur yang kami lewati semakin tidak jelas karena longsor. Saya terpaksa merangkak di beberapa titik. Rekan saya kembali ragu. Tiba-tiba ponsel saya berbunyi, ada pesan masuk.