Bisnis.com, JAKARTA - Jantung dan paru-paru merupakan dua organ tubuh paling vital bagi kehidupan manusia. Jika fungsinya terganggu, bisa mengancam keselamatan hidup seseorang. Dengan perkembangan teknologi, jantung dan paru-paru buatan bisa membantu seseorang melewati masa kritisnya.
Jantung dan paru-paru buatan adalah sebuah perangkat medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi kedua organ tersebut yang telah kehilangan fungsi aslinya, apakah terinfeksi virus atau kehilangan fungsi akibat sesuatu kecelakaan dan sebagainya. Hal ini bisa dilakukan dengan teknik oksigenasi membran ekstrakorporeum (extra corporeal membrane oxygenation/ECMO).
Ahli bedah toraks dan kardiovaskular Gleneagles Hospital Singapura Su Jang Wen mengatakan teknik tersebut akan menolong pasien melewati masa kritis saat mengalami kegagalan fungsi jantung dan paru-paru.
“ECMO ini dapat dikatakan sebagai kesempatan kedua untuk hidup,” katanya, beberapa waktu lalu di Jakarta. Alat ini akan menggantikan kerja jantung dan paru-paru yang lemah. Selama pasien menggunakan ECMO, tim dokter akan berupaya memulihkan kondisi jantung dan paru-paru yang terserang penyakit.
Dia menjelaskan ECMO terdiri dari sebuah pompa dan beberapa tabung. Cara kerjanya, pompa menarik darah pasien melalui tabung, memompa darah melalui membran oxygenator, kemudian kembali ke pasien. Membran oxygenator bertindak seperti paru-paru, menambahkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam darah.
Dalam pelaksanaannya, tim dokter akan tinggal di rumah sakit untuk mengontrol perkembangan pasien. Dengan begitu, dokter dapat mengetahui apakah pasien sudah pulih sebelum melepas ECMO.
Berapa lama pasien menggunakan ECMO? Tergantung dari berapa lama kondisi fisik pasien bisa membaik. Pasien yang dapat menggunakan ECMO di antaranya mereka yang terinfeksi virus sehingga mengalami peradangan pada otot jantung, sehingga kerja jantung mengalami penurunan.
Kondisi lainnya, saat pasien mengalami gagal jantung, serangan jantung, saat jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh, pascaoperasi jantung terbuka, hingga kegagalan pernapasan akibat flu.
ECMO tergolong jenis perawatan yang sangat mahal. Oleh karena itu, rumah sakit harus berhati-hati dalam menentukan pasien mana yang harus memakai alat ini.
Selain itu, kondisi pasien juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan teknik pengobatan ini. Jika penyakit pasien telah mencapai stadium akhir, misalnya, tak perlu lagi memanfaatkan ECMO karena peluang keberhasilannya tidak terlalu bagus. “Kalau pasien sudah membayar mahal dan akhirnya meninggal, keluarga tentu akan kecewa.”
Itu artinya, ECMO sebaiknya digunakan oleh pasien yang masih memiliki harapan hidup cukup tinggi. Peluang hidup pasien inilah yang menjadi pertimbangan utama dokter dalam menentukan apakah seseorang perlu menggunakan ECMO atau tidak.
“Kesembuhan pasien adalah hal utama bagi kami dalam menggunakan ECMO,” kata pria yang juga menjadi CEO Gleneagles Hospital Singapura Vincent Chia.