Enam koleksi yang ditampilkan tersebut merupakan sebagian kecil dari koleksi  Jajaka Olshop Igun, yakni bisnis baju pria online  yang sedang dirintisnya./Bisnis.com
Fashion

Busana Ready to Wear dalam Balutan Kain Tradisi

Ipak Ayu H Nurcaya
Minggu, 11 Oktober 2015 - 08:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini, kain khas Nusantara sudah menjadi bagian penting dan tren fesyen di Tanah Air. Hal itu juga didukung oleh makin maraknya pemanfaatan kain tradisional Indonesia dalam berbagai rancangan busana modern.

Di tangan kreatif pada desainer Tanah Air, kain tradisi berhasil disulap menjadi busana ready to wear dan trendi, sehingga cocok dikenakan dalam segala suasana oleh berbagai kalangan, baik muda maupun tua.

Hal ini pula yang ditampilkan oleh desainer Adji Notonegoro bersama tiga desainer kondang lainnya, yakni Denny Wiriawan, Dimas Mahendra, dan Ivan Gunawan.

Berbagai desain busana berbahan dasar kain tenun dan batik Nusantara dipamerkan pada peluncuran Jendela Pendidikan Nasional (JPN) Center—Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) di Lotte Shooping Avenue, beberapa waktu lalu.

“Gelaran busana ini untuk memeriahkan pembukaan secara resmi JPN Center—RKIH di Lotte Avennue. Saya sengaja minta para desainer, sahabat saya untuk membuat kreasi dari kain tenun dan batik, tentunya dengan model lokal yang kita miliki,” kata Adji saat ditemui seusai acara.

Selain membawa misi agar model Indonesia berkibar di Tanah Airnya sendiri, Adji juga menghadirkan delapan koleksi terbarunya yang bertema Le Jumene de NTT atau kreasi dari kain khas tradisional Nusa Tenggara Timur.

Pria yang mengawali karir pada 1986 sebagai pemain film ini mengatakan koleksinya kali ini dibuat dengan konsep busana formal yang bisa digunakan untuk bepergian. Adji menghadirkan cuttingan yang longgar agar mudah dikenakan saat beraktivitas ketika liburan.

Ada  mini dress hitam yang dipadu dengan cape blazer bewarna-warni gelap khas kain tenun yang elegan. Tak hanya itu, selain memainkan berbagai bentuk blazer, Adji juga banyak mengkreasikan celana keper yang ditampilkan lengkap beserta atasan dengan warna senada.

“Saya lagi suka kain songket Indonesia Timur. Beberapa bulan lagi saya juga akan ke Manado untuk menampilkan koleksi terbaru saya dari kain tradisional sana,” ujar Adji.

Sementara itu, ketiga desainer lainnya memamerkan busana pria yang siap pakai dengan bahan utama batik.

Desainer Denny Wiriawan kembali menghadirkan koleksi dari gelaran sebelumnya yakni Pasar Malam. Denny mengatakan pihaknya sengaja tak mengeluarkan koleksi baru karena menurutnya tema yang diangkat Adji masih sama dengan gelaran sebelumnya tersebut.

Denny membawa enam koleksi pria dari keseluruhan 20 koleksi Batik Kudusnya yang ada. “Koleksi saya tidak ada yang baru, masih sama dengan yang sebelumnya dengan corak batik cap dari Kudus pada kain-kain katun yang nyaman digunakan dan warna-warna hitam putih yang kini sedang digandrungi,” kata Denny.

Selain Denny yang membawa koleksi pria berbahan dasar Batik Kudus, ada desainer Dimas Mahendra yang memadukan Batik Sogan dan Tenun Songket Nusantara dengan kombinasi kain  circle atau katun yang bergelombang.

Kain bergelombang tersebut dipilihnya untuk menemani kreasi sarung tradisional maupun kemeja batik. Dimas juga membawa enam koleksi pria yang siap pakai untuk kegiatan formal dan sehari-hari. “Sebenarnya kalau kreasi kain gelombang ini untuk kebutuhan panggung saja, agar saya bisa lebih menonjolkan batik dan tenunnya,” kata Dimas.

Terakhir, ada koleksi dari Ivan Gunawan yang membuat kemeja dan jaket dari kain batik dengan warna-warna pastel yang pas untuk tampilan pria masa kini. Ivan memadukan koleksi batiknya dengan celana pendek dan joger yang kasual khas anak muda.

Enam koleksi yang ditampilkan tersebut merupakan sebagian kecil dari koleksi Jajaka Olshop Igun, yakni bisnis baju pria online yang sedang dirintisnya.

Terkait Jendela Pendidikan Nasional (JPN) Center—Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH), Adji Notonegoro yang menjadi salah satu pendirinya mengatakan JPN Center—RKIH tersebut akan menjadi pusat pendidikan informal untuk anak Indonesia, yang akan lebih difokuskan pada pendidikan modelling  agar model Indonesia tidak kalah bersaing dengan model luar negeri.

Ke depan, JPN Center-RKIH tidak hanya fokus pada industri tertentu, tetapi diharapkan bisa menjangkau bidang pendidikan, pelatihan, penelitian atau kajian, pendampingan, hingga akhirnya mampu membentuk JPN Center di seluruh Indonesia.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (11/10/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro